Jakarta – Selain mengancam perekonomian global dan nasional, pandemi corona virus desease 2019 (covid-19) juga mengancam keberlangsungan industri Bank Perkreditan Rakyat (BPR).
Ketua Umum (Ketum) Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) Joko Suyanto melihat, ada tiga fase yang akan dihadapi industri BPR terkait dampak covid-19, yaitu fase survive, recovery, dan bangkit.
“Yang pertama adalah masa survive atau bertahan, khususnya impact dari pandemi covid-19 ini,” ujarnya saat webinar yang diadakan The Finance, di Jakarta, Selasa, 28 April 2020.
Yang kedua, adalah tahap recovery atau bangkit. Menurutnya, masa recovery ini terjadi menjelang barkhirnya Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) 11, karena disitu masih banyak risiko. Ia menilai, BPR berpotensi bisa melewati fase survive, namun belum tentu bisa melewati tahap recovery.
“Terus selanjutnya, bagaimana kita terus ke depan melakukan perbaikan dan inovasi variabel bisnis lain,” tambahnya.
Ditengah pandemi covid-19 yang belum jelas kapan akan menemui titik terang, Joko tetap optimis melihat masa depan industri BPR.
“Yang terpenting kita saat ini tetap sehat dan ceria, jangan panik, jangan stress. Mari kita bersama-sama rumuskan masa depan BPR se-Indonesia ini dengan penuh optimis,” tutup Joko. (*) Bagus Kasanjanu
Jakarta - Wakil Menteri Koperasi (Wamenkop) Ferry Juliantono turun tangan mengatasi kisruh yang membelit Koperasi Produksi Susu… Read More
Serang - PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (Bank Banten) menyakini proses kelompok usaha bank… Read More
Jakarta – MUFG Bank Cabang Jakarta, berhasil mencatatkan kinerja positif pada kuartal III 2024. Berdasarkan… Read More
Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi I, hari ini, 15 November… Read More
Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat volume impor susu Indonesia pada periode Januari-Oktober 2024 sebesar 257,30… Read More
Jakarta - PT Bank Digital BCA (BCA Digital) berhasil mencatatkan kinerja keuangan impresif pada kuartal… Read More