Lebih lanjut dia mengungkapkan, bahwa perekonomian Indonesia akan mampu menghadapi pelemahan ekonomi global yang terjadi saat ini. “Kami mempunyai tugas untuk mendorong industri keuangan agar berkontribusi dalam membangkitkan ekonomi nasional,” tukas Muliaman.
Menurutnya, perlambatan ekonomi global yang tengah terjadi, patut disikapi oleh lembaga-lembaga jasa keuangan dengan peningkatan kredibilitas dan kepercayaan kepada publik. Sehingga, lanjut Muliaman, para pemilik modal akan merasa aman untuk menempatkan dana di pasar dalam negeri.
Sedangkan untuk mendorong industri keuangan yang sehat, jelas dia, para pelaku usaha harus tetap berpedoman pada masterplan industri keuangan yang sudah diluncurkan beberapa waktu lalu. Di mana dalam masterplan tersebut ada 3 (tiga) penting yang menjadi perhatian utama.
Dia mengatakan, poin pertama yang harus diperhatikan dan diimplementasikan oleh pelaku usaha adalah menjaga stabilitas industri melalui penanganan yang profesional dan berpegang pada prinsip good corporate governance (GCG). “Kalau tidak sejalan dengan GCG, makan industri keuangan kita akan menjadi liability,” ujarnya.
Kedua, lanjut dia, industri keuangan harus berupaya memberikan kontribusi bagi perekonomian nasional. “Kalau hal ini bisa dilakukan, maka peran industri keuangan akan menkadi kenyataan. Perlu diciptakan produk-produk sesuai kebutuhan masyarakat,” tuturnya.
Sementara poin ketiga, kata dia, yang harus diperhatikan adalah ketersediaan akses masyarakat ke lembaga jasa keuangan. “Industri keuangan harus mudah diakses Industri keuangan harus inklusif, bukan ekslusif,” tutup Muliaman. (*) (Baca juga : OJK Yakin Industri Keuangan Dorong Ekonomi Tumbuh 6%)
Editor: Paulus Yoga