Sejauh ini, OJK sendiri terus mengkaji kinerja Bank CIMB Niaga, apakah kinerjanya tersebut berkelanjutan atau tidak dalam ke depannya. Kendati demikian, kata Muliaman, semua persyaratan untuk Bank CIMB Niaga masuk BUKU IV baik dari segi kecukupan modal dan aset sudah terpenuhi. “Yang penting syaratnya sudah terpenuhi,” ucap dia.
Di tengah perlambatan ekonomi yang terjadi, Bank CIMB Niaga mampu membukukan kinerja yang positif. Berdasarkan catatan Biro Riset Infobank (birI), Bank CIMB Niaga mampu mempertahankan posisinya sebagai lima besar bank di Indonesia, baik dari sisi aset, kredit maupun dana.
Pangsa Bank CIMB Niaga sendiri berada di posisi lima setelah BRI, Mandiri, BCA, dan BNI. Hingga Juni 2016, pangsa aset CIMB Niaga mencapai 3,6% dari total aset bank umum. Kemudian dari sisi penyaluran kredit, pangsa Bank ini mencapai 4,0%. Sementara dari sisi DPK pangsa CIMB Niaga mencapai 3,9%.
Mengakhiri triwulan III 2016, CIMB Niaga tetap mampu mencatatkan kinerja yang positif, meski, grafiknya pada tren melambat. Bank CIMB Niaga mampu mengantongi laba sebelum pajak sebesar Rp1,81 triliun atau tumbuh 112,9% (yoy). Kredit yang dikucurkan pertumbuhannya melambat menjadi minus 2,7% (yoy).
Sementara untuk pertumbuhan dana pihak ketiga menurun sebesar 3,8% (yoy) yang dipicu oleh menurunnya penghimpunan dana dari deposito sebesar 12,8%. Sehingga, total aset mengalami penurunan sebesar 2,9% (yoy). (*) (Baca juga : 9 Bulan, CIMB Niaga Cetak Laba Rp1,3 Triliun)
Editor: Paulus Yoga