Keuangan

OJK Sebut Pentingnya Sinergi dan Kolaborasi untuk Pengembangan Ekonomi Syariah

Jakarta – Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Perlindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Friderica Widyasari Dewi menekankan pentingnya sinergi dan kolaborasi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi syariah di Tanah Air.

Friderica menjelaskan bahwa perkembangan ekonomi syariah tidak akan optimal jika dikerjakan sendiri-sendiri oleh pihak terkait.

“Pengembangan ekonomi syariah tidak bisa dikerjakan sendiri-sendiri. OJK, DSN MUI, dan sektor bisnis harus bersinergi dan berkolaborasi agar kita bisa mencapai target bersama dan menjadikan Indonesia pemain utama di sektor ini,” ujar Friderica dalam Ijtima’ Sanawi Dewan Pengawas Syariah di Jakarta, Jumat, 11 Oktober 2024.

Baca juga: OJK Setujui Pengangkatan 2 Direktur Baru BSI, Ini Sosoknya 

Dia pun menyebut, OJK telah menyusun peta jalan atau roadmap untuk pengembangan sektor keuangan syariah, yang mencakup pengembangan perbankan syariah, pasar modal syariah, asuransi syariah, serta peningkatan literasi dan inklusi keuangan syariah.

“OJK berfokus pada kerja sama dengan DSN MUI untuk memastikan literasi dan edukasi keuangan syariah berjalan maksimal. Kolaborasi ini adalah kunci untuk mempercepat pengembangan ekonomi syariah di Indonesia,” imbuhnya.

Baca juga: Siap-siap! OJK Akan Luncurkan Panduan Tata Kelola AI untuk Perbankan

Adapun kerja sama Dewan Pengawas Syariah (DPS), OJK, dan pelaku industri memiliki peran vital dalam memastikan penerapan prinsip-prinsip syariah di setiap perusahaan sektor keuangan.

Seperti diketahui, indeks literasi keuangan syariah tercatat berada di level 39,11 persen. Sementara indeks inklusi keuangan syariah sebesar 12,88 persen. Angka ini masih jauh dari indeks literasi keuangan nasional yang sebesar 65,43 persen dan inklusi keuangan 75,02 persen.

Sementara itu, OJK mencatat total aset industri keuangan syariah di Indonesia per Juni 2024 mencapai Rp2.756 triliun. Angka ini meningkat dibandingkan tahun 2023 yang tercatat sebesar Rp2.582 triliun.

Kinerja positif terebut tercermin dari total penyaluran pembiayaan syariah sebesar Rp14.682 triliun dengan pangsa pembiayaan syariah mencapai 47,31 persen. Dengan kontribusi usaha syariah dan pembiayaan syariah terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) hingga Juni tercatat sebesar 45,66 persen. (*)

Editor: Yulian Saputra

Irawati

Recent Posts

Banyak Fitur dan Program Khusus, BYOND by BSI Raih Respons Positif Pasar

Jakarta – Super App terbaru dari PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI), yaitu BYOND by… Read More

14 hours ago

Pekan Kedua November, Aliran Modal Asing Keluar Indonesia Sentuh Rp7,42 Triliun

Jakarta – Bank Indonesia (BI) melaporkan aliran modal asing keluar (capital outflow) dari Indonesia pada pekan kedua… Read More

17 hours ago

IHSG Sepekan Turun 1,73 Persen, Kapitalisasi Pasar Bursa jadi Rp12.063

Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) melaporkan bahwa data perdagangan saham pada pekan 11… Read More

18 hours ago

Top! Baru Setahun, Allianz Syariah Sudah jadi Market Leader

Jakarta – Kinerja PT Asuransi Allianz Life Syariah Indonesia atau Allianz Syariah tetap moncer di… Read More

22 hours ago

BPR Syariah BDS Serahkan Cash Waqf Linked Deposit Rp111 Juta ke Warga Yogyakarta

Jakarta - PT BPR Syariah BDS berkomitmen untuk memberikan pelbagai dampak positif bagi nasabahnya di Yogyakarta dan… Read More

1 day ago

Antusiasme Mahasiswa Udayana Sambut Gelaran Literasi Keuangan Infobank

Denpasar--Infobank Digital kembali menggelar kegiatan literasi keuangan. Infobank Financial & Digital Literacy Road Show 2024… Read More

2 days ago