Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan bahwa, pasar saham Indonesia atau Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga 29 November 2024 mengalami pelemahan sebesar 6,07 persen secara bulanan atau month to date (mtd) ke level 7.114.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi, mengatakan pelemahan IHSG juga terjadi secara year to date (ytd) 2,18 persen, dengan nilai kapitalisasi pasar tercatat Rp12.000 triliun atau turun 5,48 persen mtd dan secara ytd naik sebesar 2,87 persen.
“Pasar saham domestik per akhir November 2024 melemah sebesar 6,07 persen mtd ke level 7.114 dan secara ytd melemah sebesar 2,18 persen,” ucap Inarno dalam Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) OJK di Jakarta, 13 Desember 2024.
Inarno juga menambahkan bahwa, dari sisi non residen mencatatkan net sell sebesar Rp16,81 triliun mtd, sementara secara ytd mencatatkan net buy sebesar Rp21,56 triliun.
Lalu, dari sisi penghimpunan dana di pasar modal masih dalam tren positif yang tercatat dari nilai penawaran umum mencapai Rp219,00 triliun. Di antaranya 34 emiten baru yang melakukan fund raising dan penawaran umum dengan nilai mencapai Rp51,2 triliun melalui IPO saham, penerbitan EBUS, dan penawaran umum oleh pemegang saham.
Baca juga: Usai Merger dengan EXCL, Saham FREN Harus Rela Delisting dari Bursa
Baca juga: BEI Berlakukan 2 Aturan Baru Terkait Saham dan Waran Terstruktur
“Di sisi penggalangan dana Securities Crowdfunding (SCF) sejak pemberlakuan SCF hingga November 2024 telah terdapat 18 penyelenggara yang telah mendapatkan izin dari OJK dengan 694 penerbit, 170.000 pemodal dan total dana SCF yang dihimpun dan teradministrasi di KSEI sebesar Rp1,33 triliun,” imbuhnya.
Sementara itu, dari indeks pasar obligasi atau ICBI justru mengalami penguatan sebesar 0,15 persen mtd atau naik 4,95 persen ytd ke level 393,14 dan investor non residen mencatatkan net buy sebesar Rp0,22 triliun mtd dan secara ytd masih membukukan net sell senilai Rp2,45 triliun.
“Pada industri pengelolaan investasi nilai Asset Under Management atau AUM tercatat sebesar Rp844,04 triliun turun 0,95 persen mtd atau naik 2,34 persen ytd dan reksa dana tercatat net subscription sebesar Rp3,00 triliun mtd, dan ytd terlihat adanya net redemption sebesar Rp6,87 triliun per 29 November 2024,” ujar Inarno.
Adapun, dari sisi perdagangan bursa karbon, hingga 29 November 2024 tercatat 94 pengguna jasa yang mendapatkan izin dengan total volume sebesar 906.000 ribu ton CO2 ekuivalen dan akumulasi nilai sebesar Rp50,55 miliar. (*)
Editor: Galih Pratama