Keuangan

OJK Sebut Aset Industri Asuransi di 2024 Capai Rp1.133,87 Triliun

Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat bahwa aset industri asuransi pada Desember 2024 mencapai Rp1.133,87 triliun.

Angka itu menunjukkan kenaikan sebesar 2,03 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat Rp1.111,30 triliun.

Baca juga: Bos IFG Ungkap Plus-Minus Penerapan PSAK 117 dan POJK 23/2023 bagi Industri Asuransi

Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun OJK, Ogi Prastomiyono, menyampaikan bahwa aset dari sektor asuransi komersial mencapai Rp913,32 triliun, naik 2,40 persen yoy.

“Adapun kinerja asuransi komersil berupa akumulasi pendapatan premi pada periode Desember 2024 mencapai Rp336,65 triliun, atau naik 4,91 persen yoy yang terdiri dari premi asuransi jiwa tumbuh sebesar 6,06 persen yoy dengan nilai sebesar Rp188,15 triliun, dan premi asuransi umum dan reasuransi tumbuh 3,50 persen yoy dengan nilai sebesar Rp148,5 triliun,” ujar Ogi di Jakarta, Selasa, 11 Februari 2025.

Permodalan Asuransi Tetap Solid

Ogi menambahkan, dari sisi permodalan, industri asuransi komersial masih menunjukkan kondisi yang solid.

Industri asuransi jiwa, serta asuransi umum dan reasuransi, secara agregat melaporkan Risk Based Capital (RBC) masing-masing sebesar 420,67 persen dan 325,93 persen. Angka ini jauh di atas ambang batas (threshold) minimum sebesar 120 persen.

“Di sisi industri dana pensiun, total aset dana pensiun per Desember 2024 tumbuh sebesar 7,31 persen yoy dengan nilai mencapai Rp1.508,21 triliun. Untuk program pensiun sukarela, total aset mencatatkan pertumbuhan sebesar 3,75 persen yoy dengan nilai mencapai Rp382,54 triliun,” imbuhnya.

Baca juga: Ini Alasan Produk Asuransi Tradisional Lebih Diminati Dibanding Unit Link

Sementara itu, untuk program pensiun wajib, yang terdiri dari program jaminan hari tua dan jaminan pensiun BPJS Ketenagakerjaan, serta program tabungan hari tua dan akumulasi iuran pensiun, ASN, TNI, dan POLRI, total aset mencapai Rp1.125,67 triliun atau tumbuh sebesar 8,58 persen yoy.

Sedangkan pada perusahaan penjaminan, hingga Desember 2024 nilai aset mengalami kontraksi tipis sebesar 0,05 persen yoy menjadi Rp46,39 triliun. (*)

Editor: Yulian Saputra

Khoirifa Argisa Putri

Recent Posts

BRI Bukukan Laba Rp45,44 Triliun per November 2025

Poin Penting BRI membukukan laba bank only Rp45,44 triliun per November 2025, turun dari Rp50… Read More

7 hours ago

Jadwal Operasional BCA, BRI, Bank Mandiri, BNI, dan BTN Selama Libur Nataru 2025-2026

Poin Penting Seluruh bank besar seperti BCA, BRI, Mandiri, BNI, dan BTN memastikan layanan perbankan… Read More

8 hours ago

Bank Jateng Setor Dividen Rp1,12 Triliun ke Pemprov dan 35 Kabupaten/Kota

Poin Penting Bank Jateng membagikan dividen Rp1,12 triliun kepada Pemprov dan 35 kabupaten/kota di Jateng,… Read More

9 hours ago

Pendapatan Tak Menentu? Ini Tips Mengatur Keuangan untuk Freelancer

Poin Penting Perencanaan keuangan krusial bagi freelancer untuk mengelola arus kas, menyiapkan dana darurat, proteksi,… Read More

10 hours ago

Libur Nataru Aman di Jalan, Simak Tips Berkendara Jauh dengan Kendaraan Pribadi

Poin Penting Pastikan kendaraan dan dokumen dalam kondisi lengkap dan prima, termasuk servis mesin, rem,… Read More

19 hours ago

Muamalat DIN Dukung Momen Liburan Akhir Tahun 2025

Bank Muamalat memberikan layanan “Pusat Bantuan” Muamalat DIN. Selain untuk pembayaran, pembelian, atau transfer, nasabah… Read More

20 hours ago