Perbankan

OJK Proyeksi Kredit Korporasi Tembus USD3.115,4 Miliar di 2035

Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperkirakan pasar kredit korporasi pada 2035 akan tumbuh pesat mencapai USD3.115,4 miliar.

Kepala Direktorat Pengembangan Perbankan OJK, Mohamad Miftah menyatakan kredit korporasi menjadi komponen penting strategi pembiayaan bisnis global.

“Dengan Compound Annual Growth Rate (CAGR) 85,41 persen selama 2025–2035, kalau kita lihat dari tren kredit korporasi berdasarkan Bearing Point 2025, tercatat beberapa poin berkait dengan tren kredit korporasi ke depan di tahun 2030, yaitu adanya peningkatan efektivitas,” kata Miftah dalam Infobank Banking Connect yang digelar Infobank Digital bersama dengan FIS System dan Inti Corpora Teknologi di Jakarta, Rabu, 8 Oktober 2025.

Baca juga: OJK Ungkap Segmen Korporasi Masih Mendominasi Kredit Perbankan Nasional

Faktor Pendorong Pasar Kredit Korporasi

Miftah juga membeberkan sejumlah faktor pendorong pasar kredit korporasi, salah satunya pertumbuhan ekonomi. Perbaikan ekonomi diharapkan mendorong peningkatan permintaan kredit korporasi, terutama di pasar berkembang dengan kelas menengah yang tumbuh.

Kemudian, kata Miftah, perubahan regulasi seperti Basel III meningkatkan transparansi dan stabilitas pinjaman dengan memperkuat rasio modal bank. Meski menambah biaya kepatuhan, regulasi ini diyakini menciptakan pasar yang lebih sehat dan berkelanjutan, dan peningkatan persaingan.

Dengan begitu, diharapkan fintech dan platform pinjaman bisa menjadi alternatif bagi korporasi. Hal ini yang kemudian memaksa bank berinovasi, menurunkan suku bunga, dan memperbaiki syarat pinjaman.

“Kondisi ini memperluas akses pendanaan dan mendorong pertumbuhan pasar,” tambahnya.

Lebih lanjut, globalisasi bisnis dengan ekspansi internasional juga mendorong kebutuhan modal tambahan, terutama di sektor manufaktur dan teknologi.

Baca juga: DPR Minta Perbankan Lebih Berpihak pada Masyarakat dan Dorong Kredit UMKM

Permintaan pinjaman meningkat untuk membiayai operasi lintas negara dan mendukung pertumbuhan global, hingga kemajuan teknologi dengan adopsi artificial intelligence (AI) dan blockchain meningkatkan efisiensi proses kredit dan akurasi analisis risiko. Transformasi digital ini mempercepat pertumbuhan pasar.

“Adanya, AI kemudian cloud dan juga tokenisasi. Ini akan membuat proses lebih cepat dan menciptakan landasan layanan yang lebih aman, cepat dan juga sesuai dengan kebutuhan masing-masing masyarakat,” paparnya. (*)

Editor: Galih Pratama

Irawati

Recent Posts

Jasa Armada Indonesia (IPCM) Bagikan Dividen Interim Rp23,25 Miliar, Catat Tanggalnya!

Poin Penting IPCM bagikan dividen interim tahun buku 2025 sebesar Rp4,40 per saham atau total… Read More

2 hours ago

Transfer ke Daerah Capai Rp795,6 T hingga November 2025, Turun 0,3 Persen

Poin Penting TKD hingga November 2025 terealisasi Rp795,6 triliun atau 91,5 persen dari pagu APBN,… Read More

2 hours ago

RUPSLB Geoprima Solusi (GPSO) Setujui Susunan Baru Direksi, Komisaris, dan Remunerasi

Poin Penting RUPSLB GPSO menyetujui perubahan susunan direksi dan dewan komisaris, termasuk pengunduran diri empat… Read More

2 hours ago

Sepak Terjang Zulkifli Zaini yang Diangkat Jadi Komut Bank Mandiri

Poin Penting RUPSLB Bank Mandiri pada 19 Desember 2025 resmi mengangkat Zulkifli Zaini sebagai Komisaris… Read More

3 hours ago

RUPSLB Bank Mandiri Rombak Komisaris, Ini Susunan Lengkapnya

Poin Penting RUPSLB Bank Mandiri (BMRI) 19 Desember 2025 memutuskan perombakan jajaran dewan komisaris, sementara… Read More

4 hours ago

Pemerintah Kucurkan Rp268 Miliar untuk Pulihkan Daerah Terdampak Bencana Sumatra

Poin Penting Pemerintah menyalurkan Rp268 miliar ke Aceh, Sumut, dan Sumbar untuk 3 provinsi dan… Read More

7 hours ago