Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai dua program prioritas Presiden Prabowo Subianto, yakni Makan Bergizi Gratis (MBG) dan program pembangunan 3 juta rumah, berpotensi memberikan dampak positif pada sektor jasa keuangan serta perekonomian domestik.
Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar menjelaskan bahwa program ini memiliki efek multiplikasi yang luas pada perekonomian, terutama di lokasi pelaksanaannya.
“Dengan adanya multiplier efek yang besar tadi maka ikutan tambahan manfaatnya bisa dirasakan kepada seluruh ekosistem dalam program itu,” ujar Mahendra dalam Konferensi Pers RDK, Jumat, 13 Desember 2024.
Baca juga: Dukung Makan Bergizi Gratis, Wamenkop Ferry Inisiasi Dapur Bersama Koperasi Ponpes
Mahendra menjelaskan bahwa program pembangunan 3 juta rumah akan memberikan dampak positif pada industri bahan dan material bangunan, seperti semen, baja, perabotan, dan lainnya.
“Di lain sisi juga menumbuh kembangkan potensi untuk jasa konstrusinya, jasa untuk infrastrukturnya, serta tidak kurang juga potensi untuk melibatkan jumlah tenaga kerja yang begitu besar,” jelasnya.
Dampak Program MBG pada Ekosistem Pangan
Sementara itu, program MBG diproyeksikan memberikan dampak positif pada ekosistem produsen bahan pangan lokal di wilayah pelaksanaannya.
“Apakah itu para petaninya, apakah itu para peternaknya, nelayan dan produsen lainnya. Kemudian juga komprosesannya melibatkan banyak peserta pihak dari masing-masing lokasi tadi, dan juga menggerakkan keseluruhan jejaring logistiknya, distribusinya. Itu akan memberikan suatu dorongan kepada ketambahan perekonomian,” paparnya.
Baca juga: 8 Perusahaan Asuransi dan 14 Dana Pensiun dalam Pengawasan Khusus OJK
Kontribusi untuk Sektor Jasa Keuangan
Dari sisi sektor jasa keuangan, tambah Mahendra, akan terjadi beberapa perbaikan ataupun keuntungan, di antaranya dari segi peningkatan produk domestik bruto, kegiatan, serta tambahan kerjanya.
“Terutama di material bangunan, mungkin jasa konstrusinya sebagiannya adalah perusahaan-perusahaan Tbk (terbuka) yang memang tentu akan memberikan dampak positif juga kepada pengembangan dan pertumbuhan dalam pasar modal kita,” imbuhnya.
Selanjutnya, dampak kedua terhadap sektor jasa keuangan adalah potensi meningkatnya permintaan pembiayaan yang sangat besar. Menurutnya, APBN tidak bisa mencukupi pembiayaan yang begitu tinggi untuk mencapai keberhasilan program tersebut.
Dia menjelaskan keuntungan di pasar modal yaitu dengan memanfaatkan produk efek berbasis aset yang dapat memberikan pendanaan besar terhadap pembangunan perumahan.
“Dari segi permintaan tentu para calon pembeli rumah itu tadi akan mengurutkan juga pembiayaan, apakah dalam bentuk pendidikan rumah, kehidupan rumah maupun pembiayaan lainnya yang tentu juga disediakan oleh industri jasa keuangan yang terkait. Jadi dari berbagai sisi banyak sekali potensi yang akan bisa ditopang oleh industri jasa keuangan,” ungkapnya.
Menunggu Perumusan dan Formalisasi
Meski demikian, OJK menyatakan masih menunggu perumusan dan formalisasi lebih lanjut terkait kedua program tersebut. Mahendra juga mengungkapkan bahwa OJK telah memberikan sejumlah masukan kepada pemerintah.
“Nanti pada gilirannya kita akan lihat bagaimana wujud formula pendekatan untuk masing-masing program tadi,” tandasnya. (*)
Editor: Yulian Saputra