Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah melakukan survei nasional terhadap literasi dan inklusi keuangan syariah di Indonesia bersama dengan Badan Pusat Statistik (BPS).
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi, mengatakan berdasarkan hasil survei tersebut menunjukkan peningkatan signifikan dari sisi literasi keuangan syariah yang telah mencapai 39,11 persen di sepanjang 2023.
“Tiap tiga tahun kita survei angkanya selalu di angka 9 persen, Alhamdulillah di tahun lalu sudah mencapai 39,11 persen, ini luar biasa, kenaikannya empat kali lipat lebih,” ucap Kiki sapaan akrabnya di Jakarta, 24 Juni 2024.
Baca juga: Tingkatkan Literasi Keuangan Syariah, OJK Kembali Gelar ISFO 2024
Meski begitu, dari sisi inklusi keuangan syariah masih tercatat stagnan di posisi 12,88 persen di sepanjang 2023. Ini menjadi salah satu tantangan OJK dan stakeholder terkait untuk terus mengembangkan industri keuangan syariah.
“Tetapi ada tetapinya, inklusinya kok belum bergerak. Artinya ini bacanya sebetulnya kalau kita survei dari 10 orang yang kita temui, empat orang itu sebenarnya sudah tahu produk jasa keuangan syariah, tahu, tetapi belum menggunakan,” imbuhnya.
Baca juga: Tingkatkan Literasi Keuangan & Peduli Sampah, OJK Gelar Edukasi Keuangan di Bantar Gebang
Sehingga, salah satu langkah yang diusung oleh OJK dan stakeholder terkait dalam rangka meningkatkan inklusi keuangan syariah adalah dengan menyelenggarakan Indonesia Sharia Financial Olympiad (ISFO) 2024.
ISFO 2024 yang telah digelar dalam dua tahun itu bertujuan untuk mengembangkan wawasan keuangan syariah khususnya di kalangan pelajar dan mahasiswa yang pada tahun ini bertemakan ‘Sharia Smart Generation for Brighter Future’.
Nantinya, ISFO 2024 terdiri dua rangkaian kegiatan perlombaan yang dilangsungkan, diantaranya adalah cerdas cermat dan kompetisi Wirausaha Muda Syariah. (*)
Editor: Galih Pratama