Jakarta–Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memandang kebutuhan untuk menjaga stabilitas sistem keuangan menjadi semakin penting di tengah situasi perubahan ekonomi global yang berlangsung cepat.
Untuk itu, diperlukan kebijakan dan perangkat regulasi yang komprehensif serta perilaku pelaku industri keuangan yang lebih terukur dalam mengambil risiko, agar sistem keuangan dan perekonomian tetap resilient dalam mengantisipasi gejolak yang dapat muncul sewaktu-waktu.
Untuk merealisasikannya, diperlukan pemahaman yang holistic mengenai kondisi lingkungan yang sedang terjadi, potensi risiko yang berkembang, serta kebutuhan dari industri keuangan.
“Kesiapan menghadapi krisis bukanlah proses sekali waktu, melainkan perjalanan yang tidak akan pernah berakhir,” kata Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK, Rahmat Waluyanto saat membuka seminar internasional OJK-ADB “Navigating Financial Stability in an Evolving Global Economic System” di Bali, Kamis, 13 Juli 2017.
Menurut Rahmat, satu dasawarsa sejak berawalnya krisis keuangan global, telah banyak perkembangan dalam sistem perekonomian dan keuangan dunia yang terjadi selama kurun waktu tersebut.
Beragam inisiatif telah ditempuh untuk menanggulangi dampak krisis serta memperkuat sistem keuangan global, mulai dari program stimulus di berbagai negara yang ditujukan untuk mendorong kegiatan ekonomi, hingga reformasi sistem keuangan global secara masif yang dipelopori oleh negara-negara anggota G20. (Bersambung ke halaman berikutnya)