Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengaku tidak begitu khawatir terhadap dampak dari perang dagang (trade war) antara AS dan China yang kembali memanas belakangan ini.
Menurut Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso, kondisi tersebut justru dapat dijadikan momentum untuk dapat terus tumbuh dalam perekonomian.
“Kita tidak takut apa yang dilakukan Mr. Trump, perang dagang dengan China, itu adalah default given, silahkan. Tapi kita bagaimana bisa memanfaatkan momentum ini bagi kita,” kata Wimboh Santoso di Jakarta, Senin 10 Juni 2019.
Wimboh menambahkan, Pelaku Ekonomi Indonesia dapat memanfaatkan momentum perang dagang dengan memanfaatkan demand dari pasar dunia. Misalnya apabila AS tak bisa membeli produk tertentu dari China, maka Indonesia harus bisa menyediakan kebutuhan yang diinginkan AS dan sebaliknya.
“Sehingga kita di dalam negeri harus betul-betul berupaya keras memanfaatkan momentum ini. Jangan dianggap nanti dunia turun ekonominya sehingga berimbas, itu justru harus kita balik,” ucap Wimboh.
Selain itu, guna memanfaatkan momentum itu, kata Wimboh, Indonesia juga bisa melakukan restrukturisasi ekonomi seperti mendorong kunjungan turis ke Indonesia, serta meningkatkan ekspor di sejumlah industri seperti industri perikanan, pertambangan dan manufaktur.
Sebelumnya, panasnya tensi perang dagang kembali bergejolak saat Presiden AS Donald Trump memutuskan untuk menaikkan tarif pada barang-barang China senilai US$200 miliar menjadi 25 persen pada awal mei (10/5). Dengan kebijakan ini membuat perang dagang antara kedua negara semakin memanas. (REZ)