Bali–Ketua Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Muliaman D. Hadad mengungkapkan perbankan sangat optimis tahun ini dengan mematok pertumbuhan kredit sebesar 14% dalam rencana bisnis bank (RBB).
Kendati demikian hal ini sejatinya masih perlu dievaluasi kembali mengingat kondisi makro belakangan diangap kurang mendukung, seiring pelambatan ekonomi China yang berpotensi mempengaruhi negara-negara berkembang lainnya.
“Dengan kondisi makro seperti ini memang perlu dibahas lagi. Untuk itu nanti kita akan adakan dialog OJK kepada industri,” kata Muliaman usai menghadiri International Organization of Securities Commissions The Growth an Emerging Markets Committee (IOSCO GEM-C) di Bali, Jumat, 22 Januari 2016.
Sayangnya saat ditanya angka yang idel untuk pertumbuhan kredit disaat kondisi ekonomi China sedang goyang, Muliaman belum bisa menjawab dengan pasti. Namun ia tetap optimis kondisi perbankan di tahun 2016 akan jauh lebih baik dari tahun 2015.
“Namun untuk angka belum ketemu, nanti pada saatnya akan kita sampaikan,” jelasnya.
Ia sendiri menghimbau, agar perbankan bisa menggenjot pertumbuhan positif di tahun 2016, perbankan harus terus melakukan efisiensi biaya. Selain itu perbankan juga perlu menggenjot sektor-sektor potensial seperti kemaritiman, energi dan pariwisata.
Seperti diketahui, pertumbuhan kredit perbankan tahun lalu hanya tercatat sebesar 10%. Angka ini sedikit turun jika dibandingkan tahun 2014 yang bisa mencapai sekitar 12%. (*) Dwitya Putra