Saat ini terdapat 33 BUMN dan entitas anaknya telah memanfaatkan pasar modal. Dimana 22 diantaranya telah melakukan listing atau melakukan pencatatan saham perdana di Bursa. Dwitya Putra
Jakarta–Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan entitas anaknya bisa masuk bursa, lewat mekanisme initial public offering (IPO). Hal tersebut bertujuan untuk menawarkan potensi pendanaan melalui pasar modal.
Apa lagi kata Kepala Eksekutif OJK, Bidang Pengawas Pasar Modal, Nurhaida mengatakan, untuk mendukung program pemerintah melalui proyek jangka panjang infrastruktur membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit. Untuk itu, perusahaan plat merah diharapkan bisa turut berpartisipasi dalam pasar modal.
“BUMN punya moto bahwa BUMN hadir untuk negeri. Maka diharapkan dapat memanfaatkan pasar modal untuk mencari investasi dan membiayai program pemerintah proyek infrastruktur karena dana yang dibutuhkan tidak sedikit,” kata Nurhaida di Jakarta, Selasa, 18 Agustus 2015.
Dengan begitu lanjut Nurhaida, perusahaan BUMN dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas. Selain itu, solvabilitas perseroan menjadi tinggi karena dengan go public sebagai media promosi, perseroan dapat diperhatikan oleh masyarakat dan komunitas keuangan sehingga dapat memperbaiki citra perseroan.
“Perseroan menjadi lebih fokus dan bertanggung jawab dalam mengelola dana dengan jumlah cukup besar yang diperoleh dari kegiatan di pasar modal,” tuturnya.
Kemudian, resiko finansial lebih ringan karena pemegang saham diberikan deviden yang besarnya sesuai dengan keuntungan yang dihasilkan perseroan.
Nurhaida mengungkapkan, hingga saat ini terdapat 33 BUMN dan entitas anaknya yang telah memanfaatkan sarana pasar modal. Dimana 22 diantaranya telah melakukan listing atau melakukan pencatatan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan beragam sektor usaha mulai dari perbankan, properti, pertambangan, telekomunikasi, hingga transportasi.
Total nilai kapitalisasi saham-saham BUMN tersebut saat ini sudah mencapai Rp 423,3 triliun. Meningkat hampir 3 kali lipat dari nilai pada saat awal emisi. (*)
@dwitya_putra14