Agus sendiri tidak menampik, jika bank BUKU I tidak cepat cepat masuk BUKU II, sangat bahaya di tengah meningkatnya penggunaan teknologi digital.
Bukan tidak mungkin, jika bank BUKU I tidak beralih ke BUKU II untuk menjalankan bisnis digital banking, bisa ditinggal nasabahnya.
(Baca juga: Perbankan Syariah Mulai Jenuh?)
“Kalau mereka ingin berada di bisnis ini ya apa boleh buat. Kita tidak memaksa, Bank mungkin sudah mengerti bagaimana harus menjaga bisnisnya tetap berjalan, ” tutupnya. (*)
Editor: Paulus Yoga
Jakarta – Bank Indonesia (BI) melaporkan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Oktober 2024 mencapai Rp8.460,6 triliun,… Read More
Jakarta - Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) menolak rencana pemerintah menaikkan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi… Read More
Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada hari ini, Jumat, 22 November 2024, ditutup… Read More
Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat uang beredar (M2) tetap tumbuh. Posisi M2 pada Oktober 2024 tercatat… Read More
Jakarta - PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) kembali meraih peringkat "Gold Rank" dalam ajang Asia… Read More
Jakarta – Menjelang akhir 2024, PT Hyundai Motors Indonesia resmi merilis new Tucson di Indonesia. Sport Utility Vehicle (SUV)… Read More