OJK dan RSM Indonesia Dorong Perusahaan Terapkan ESG untuk Daya Saing

OJK dan RSM Indonesia Dorong Perusahaan Terapkan ESG untuk Daya Saing

Jakarta – Perusahaan yang ingin bertahan dan berkembang harus mulai menerapkan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) serta keberlanjutan. Hal ini disampaikan dalam webinar “Navigating ESG & Sustainability: Strategies For Long-Term Success” yang diadakan oleh kantor akuntan publik dan konsultan, RSM Indonesia, Rabu, 4 Maret 2025.

Angela Simatupang, Managing Partner Governance Risk Control (GRC) Consulting & Technology Consulting RSM Indonesia, menegaskan bahwa ESG bukan lagi sekadar kewajiban atau laporan.

“Kita mungkin bertanya, kenapa ESG dan keberlanjutan itu penting? Di era bisnis yang semakin dinamis ini, ESG dan keberlanjutan bukan lagi menjadi sekadar kepatuhan atau pelaporan, tapi sudah menjadi faktor utama dalam menciptakan resillience dan daya saing dalam jangka panjang bagi perusahaan,” ujar Angela.

Baca juga: Fokus Jalankan ESG, Pembiayaan Kendaraan Listrik BSI Melesat 266 Persen

“Perusahaan yang mengintregasikan ESG dalam strategi bisnisnya tidak hanya memenuhi regulasi, tapi juga membangun kepercayaan, dan meningkatkan efisiensi operasional, serta menarik lebih banyak investor dan customer,” imbuhnya.

OJK Dorong Keuangan Berkelanjutan

Dalam kesempatan yang sama, Dena Aksinia, Analis Direktorat Pengaturan dan Standar Akuntansi Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK), menjelaskan pentingnya keuangan berkelanjutan. Ia membahas regulasi, cara menyusun laporan keberlanjutan, serta langkah-langkah strategis yang akan diambil OJK.

Beberapa rencana OJK ke depan meliputi:

  1. Pengembangan implementasi keuangan berkelanjutan
  2. Kajian kesiapan Pasar Modal dalam menerapkan standar pelaporan IFRS S1 dan S2
  3. Penyusunan Roadmap Keberlanjutan Pasar Modal
Baca juga: Siap-Siap! OJK Terbitkan Peraturan Tata Kelola AI untuk Perbankan Bulan Depan

5 Manfaat Bisnis Berkelanjutan

Sementara itu, GMB Daniel Probo, Partner Governance Risk Control Consulting RSM Indonesia, menyoroti lima aspek penting dalam strategi bisnis berkelanjutan:

  1. Kepatuhan terhadap regulasi – Menghindari denda dan sanksi akibat ketidakpatuhan terhadap regulasi ESG.
  2. Keunggulan kompetitif – Menarik konsumen dan investor yang peduli terhadap keberlanjutan.
  3. Efisiensi biaya – Mengurangi limbah dan meningkatkan efisiensi energi serta biaya operasional.
  4. Ketahanan dan mitigasi risiko – Mempersiapkan diri menghadapi risiko iklim dan perubahan permintaan pasar.
  5. Reputasi merek yang lebih kuat – Membangun kepercayaan dan hubungan jangka panjang dengan pemangku kepentingan.

“Menerapkan ESG bukan hanya tentang kepatuhan, tapi juga investasi jangka panjang untuk keberlangsungan bisnis. Perusahaan yang lebih cepat beradaptasi dengan tren ini akan lebih siap menghadapi tantangan dan meraih kesuksesan di masa depan,” pungkas Dena. (*)

Related Posts

Top News

News Update