Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat total kredit atau pembiayaan berkelanjutan yang telah disalurkan mencapai Rp1.959 triliun di tahun 2023.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan, pembiayaan berkelanjutan terus menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun.
Pada 2019 kredit berkelanjutan hanya sebesar Rp927 triliun, kemudian 2020 naik menjadi Rp1.181 triliun, tahun 2021 sebesar Rp1.409 triliun, dan tahun 2022 sebesar Rp 1.571 triliun.
“Hal ini dipengaruhi oleh dorongan baik dari regulator maupun stakeholders sehingga perbankan semakin menganggap aspek pembiayaan berkelanjutan ini sangat penting,” kata Dian dalam jawaban tertulis, dikutip Selasa 17 September 2024.
Baca juga: Bos OJK Sudah Berkomunikasi dengan Tim Transisi Prabowo, Ini yang Dibahas
Dian menjelaskan bahwa realisasi penyaluran kredit tersebut mengacu pada kategori berkelanjutan sebagaimana POJK 51/2017 dan POJK 60/2017 yang direvisi pada POJK 18/2023 terkait pendefinisian Kegiatan Usaha Berwawasan Lingkungan (KUBL).
Sebagai acuan kategori keberlanjutan yang lebih spesifik, saat ini OJK telah menerbitkan Taksonomi Hijau Indonesia (THI) dan Taksonomi Keuangan Berkelanjutan Indonesia (TKBI) di mana telah terdapat pendefinisian dan kategorisasi pembiayaan keberlanjutan.
“Dengan demikian, bank dapat mengacu kategori berkelanjutan pada masing-masing sektor dan sub sektor berdasarkan ketentuan dan panduan tersebut,” jelasnya.
Adapun tantangan utama yang dihadapi dalam meningkatkan penyaluran kredit berkelanjutan adalah sinergi dan sinkronisasi kebijakan, dukungan dari sektor riil dan penerapan di level UMKM serta peningkatan kapasitas SDM di Bank untuk memahami, menilai dan mempersiapkan aksi mitigasi dan adaptasi dalam transisi menuju peningkatan kontribusi pada sektor ekonomi yang keberlanjutan.
Baca juga: Soal Kasus Suap IPO, Bos OJK: Jangan Ada yang Dikecualikan dan Dilindungi
Dian menambahkan bahwa OJK juga akan terus melakukan update regulasi/kebijakan guna mendukung pencapaian Net Zero Emissions (NZE) dan berupaya untuk mendorong perbankan untuk meningkatkan penyaluran kredit pada segmen hijau dan keberlanjutan dengan mengikuti standar internasional/best practice/tuntutan stakeholder.
“Diskusi dan sinergi dukungan kebijakan bersama kementerian terkait juga terus dilaksanakan karena membutuhkan kolaborasi berbagai pihak untuk mempersiapkan kerangka perekonomian yang berkelanjutan secara berkesinambungan untuk mencapai target nasional net zero emission di 2060 atau lebih cepat,”pungkasnya. (*)
Editor: Galih Pratama