Perbankan

OJK Catat Kredit Perbankan Agustus 2025 Tumbuh 7,56 Persen

Poin Penting

  • Kredit perbankan Agustus 2025 naik 7,56 persen yoy menjadi Rp8.075 triliun, didorong pertumbuhan kredit investasi 13,86 persen dan korporasi 10,79 persen
  • DPK tumbuh 8,51 persen yoy ke Rp9.385,8 triliun, dengan rasio likuiditas (AL/NCD & AL/DPK) dan LCR jauh di atas ambang batas
  • NPL gross 2,28 persen dan CAR perbankan tinggi di 26,03 persen, mencerminkan ketahanan sektor perbankan di tengah ketidakpastian global.

Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pada Agustus 2025 kredit perbankan mulai meningkat yakni, sebesar 7,56 persen secara tahunan (year on year/yoy) atau menjadi Rp8.075 triliun. Angka ini lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh 7,03 persen yoy.

“Kinerja intermediasi perbankan pada saat ini stabil dengan profil risiko yang terjaga dan aktivitas operasional perbankan tetap optimal untuk memberikan layanan keuangan bagi masyarakat. Di Agustus 2025 kredit tumbuh sebesar 7,56 persen yoy,” kata Dian Ediana Rae, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK dalam Konferensi Pers RDK, Kamis, 9 Oktober 2025.

Dian menjelaskan, berdasarkan jenis penggunaan, kredit investasi tumbuh paling tinggi 13,86 persen, diikuti dengan kredit konsumsi 7,89 persen, dan kredit modal kerja 3,53 persen.

Baca juga: Dorong Ekonomi Nasional, OJK Terus Optimalkan Kinerja Intermediasi Sektor Jasa Keuangan

“Kemudian, berdasarkan kategori debitur kredit korporasi tumbuh sebesar 10,79 persen, sementara kredit UMKM tumbuh 1,35 persen,” jelas Dian.

Di sisi lain, kata Dian, Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Agustus 2025 juga tercatat tumbuh sebesar 8,51 persen yoy menjadi Rp9.385,8 triliun. Pertumbuhan DPK ini lebih tinggi dibandingkan Juli 2025 yang tumbuh sebesar 7 persen.

Sementara itu, likuiditas industri perbankan pada Agustus 2025 tetap memadai dengan rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) dan Alat Likuid/Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) masing-masing di level 120,25 dan 27,25 persen.

“Masih di atas threshold masing-masing sebesar 50 persen dan 10 persen. Adapun liquidity coverage ratio (LCR) berada di level 202,61 persen,” jelasnya.

Kualitas kredit juga tetap terjaga dengan rasio non performing loan (NPL) gross perbankan 2,28 persen dan NPL net 0,87 persen. Kemudian, untuk loan at risk (LAR) relatif stabil di level 9,73 persen.

“Rasio LAR tercatat stabil seperti di level sebelum pandemi,“ imbuh Dian.

Baca juga: OJK Proyeksi Kredit Korporasi Tembus USD3.115,4 Miliar di 2035

Adapun ketahanan perbankan Indonesia pada Agustus 2025 tetap kuat. Ini tercermin dari permodalan (CAR) perbankan yang tinggi sebesar 26,03 persen.

“Ini menjadi bantalan mitigasi risiko yang kuat ditengah kondisi ketidakpastian global,” pungkasnya. (*)

Editor: Galih Pratama

Irawati

Recent Posts

Hadapi Disrupsi Global, Dua Isu Ini Menjadi Sorotan dalam IFAC Connect Asia Pacific 2025

Poin Penting IFAC menekankan pentingnya kolaborasi regional untuk memperkuat profesi akuntansi di Asia Pasifik, termasuk… Read More

16 mins ago

BAKN DPR Minta Aturan Larangan KUR bagi ASN Ditinjau Ulang, Ini Alasannya

Poin Penting BAKN DPR RI mendorong peninjauan ulang aturan KUR, khususnya agar ASN golongan rendah… Read More

47 mins ago

IHSG Sesi I Ditutup Menguat ke 8.655 dan Cetak ATH Baru, Ini Pendorongnya

Poin Penting IHSG menguat ke 8.655,97 dan sempat mencetak ATH baru di level 8.689, didorong… Read More

2 hours ago

Konsumsi Produk Halal 2026 Diproyeksi Tumbuh 5,88 Persen Jadi USD259,8 Miliar

Poin Penting Konsumsi rumah tangga menguat jelang akhir 2025, didorong kenaikan penjualan ritel dan IKK… Read More

3 hours ago

Menteri Ara Siapkan Ratusan Rumah RISHA untuk Korban Banjir Bandang Sumatra, Ini Detailnya

Poin Penting Kementerian PKP tengah memetakan kebutuhan hunian bagi korban banjir bandang di Sumatra melalui… Read More

3 hours ago

Livin’ Fest 2025 Resmi Hadir di Bali, Bank Mandiri Dorong UMKM dan Industri Kreatif

Poin Penting Livin’ Fest 2025 resmi digelar di Denpasar pada 4-7 Desember 2025, menghadirkan 115… Read More

3 hours ago