Headline

OJK Akan Bongkar Habis Tata Kelola Asuransi

Bogor – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan melakukan reformasi di sektor jasa perasuransian Indonesia yang selama ini diwarnai sejumlah peristiwa gagal bayar di asuransi jiwa.

Ogi Prastomiyono, Kepala Eksekutif Pengawasan Industri Keuangan Non Bank (IKNB) OJK mengatakan, reformasi harus dilakukan dan sekarang adalah momentum untuk melakukannya seiring dengan akan diputuskannya Rencana Undang-Undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (P2SK).

“Sekarang adalah momentum yang tepat untuk reformasi di industri perasuransian, yang sejak krisis moneter 1998 belum dilakukan,” ujar Ogi pada acara Focus Group Discussion yang dilakukan OJK dengan Senior Editor Media Massa di Bogor, 2 Desember 2022.

Menurutnya, reformasi di industri asuransi meliputi sejumlah area, dari ekosistem bisnisnya, tata kelolanya, manajemen risikonya, reasuransi, hingga sistem penjaminan polis.

“Untuk penguatan risk managemet perusahaan asuransi harus memiliki aktuaris. Kemudian untuk menjadi peserta lembaga penjamin polis, kriterianya adalah perusahaan asuransi yang sehat dan polis yang dijamin adalah polis proteksi, bukan investasi,” jelasnya.

OJK juga berusaha menyelesaikan kasus-kasus yang melilit seperti yang terjadi di Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera (AJBB). Ogi menambahkan, untuk menentukan opsi terbaik untuk penyelesaikan AJBB pihaknya sudah meminta masukan dari World Bank.

“Kami sudah meminta World Bank untuk melakukan review terhadap kewajiban aktuaria AJBB, lalu menilai terhadap asetnya, baik financial maupun asset tetap seperti bangunan, sebab kalau kewajiban lebih besar daripada asset berarti ada gap,” ungkap Ogi.

World Bank sudah memberikan tiga rekomendasi. Satu, menyehatkan dengan mengurangi liabilitas atau hair cut. Dua, likuidasi. Tiga, demutualisasi, dengan melibatkan investor baru.

“Kewenangan OJK adalah memberi rambu-rambu, kalau hair-cut bagaimana, kalua likuidasi seperti apa, kalau demutualisasi bagaimana. Ini dituangkan dalam RKP (rencana penyehatan keuangan). Keputusan keputusan dari mereka dan kami menunggu itu. Mau mengundang investor baru atau jalan sndiri. Mudah-mudahan dalam waktu waktu dekat RPK-nya yang rasional bisa disampaikan,” imbuh Ogi. (*) KM

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Usai Caplok Permata Bank, Bangkok Bank Bakal Akuisisi Bank RI Lagi?

Jakarta – Bangkok Bank sukses mengakuisisi 89,12 persen saham PT Bank Permata Tbk (BNLI) dari Standard Chartered Bank dan… Read More

8 hours ago

PLN Butuh Dana Rp11.160 Triliun untuk Capai NZE 2060

Jakarta – PT PLN (Persero) dalam mencapai Net Zero Emission (NZE) 2060 membutuhkan investasi mencapai USD700 miliar… Read More

8 hours ago

Menilik Peluang Permata Bank Naik Kelas ke KBMI IV

Jakarta - PT Bank Permata Tbk (BNLI) atau Permata Bank memiliki peluang ‘naik kelas’ ke Kelompok Bank… Read More

8 hours ago

Danantara Dinilai jadi Jawaban Pendongkrak Ekonomi RI Capai 8 Persen

Jakarta – Presiden Prabowo Subianto optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai level 8 persen dalam kurun waktu… Read More

9 hours ago

ICC Resmi Keluarkan Surat Penangkapan Benjamin Netanyahu dan Yoav Gallant

Jakarta - Mahkamah Pidana Internasional (International Criminal Court/ICC) resmi mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel, Benjamin… Read More

15 hours ago

Tingkatkan Rasa Aman di Kampus, Maximus Insurance Serahkan Polis Asuransi untuk Mahasiswa Unhas

Makassar – PT Asuransi Maximus Graha Persada Tbk (Maximus Insurance) menyerahkan polis asuransi jaminan diri… Read More

16 hours ago