Sementara untuk segmen korporasi sendiri, Parwati menuturkan, pihaknya masih akan selektif melakukan pembiayaan mengingat beberapa sektor korporasi yang belum pulih menyusul pelambatan perekonomian baik secara nasional pun global.
(Baca juga: Menakar Laju Kredit Perbankan di 2017)
Dari sisi pendanaan, Bank OCBC NISP menargetkan pertumbuhan sebesar 14 persen pada tahun ini dengan fokus tetap peningkatan dana murah. Salah satu pendorongnya, ujar Parwati adalah dana Amnesti Pajak dimana perseroan menjadi salah satu bank persepsi yang ditunjuk Kementerian Keuangan. “Repatriasi (masuk) Rp7,2 triliun per Desember (2016) ke hari ini tidak jauh banyak (bertambah). Harapan tambah banyak,” tuturnya.
Data keuangan bulanan perseroan, tercatat pertumbuhan DPK sebesar 14,48 persen menjadi Rp98,76 triliun per November 2016, dibandingkan November 2015 yang sebesar Rp86 triliun. Deposito masih mendominasi dengan jumlah mencapai Rp59,07 triliun. (*)
Page: 1 2
Jakarta – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengapresiasi kesiapan PLN dalam… Read More
Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan telah melaporkan hingga 20 Desember 2024, Indonesia Anti-Scam… Read More
Jakarta - PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) membidik penambahan sebanyak dua juta investor di pasar… Read More
Jakarta - PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) masih mengkaji ihwal kenaikan PPN 12 persen… Read More
Jakarta – Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menegaskan kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi… Read More
Jakarta – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada hari ini, Senin, 23 Desember 2024, ditutup… Read More