Jakarta – PT Bank OCBC NISP Tbk, pada semester I-2020 membukukan laba bersih senilai Rp1,6 triliun. Angka tersebut naik dibandingkan Rp1,5 triliun pada semester I 2019. Sementara laba sebelum pajak tumbuh sebesar 3% YoY menjadi Rp2,1 triliun.
Presiden Direktur Bank OCBC NISP Parwati Surjaudaja mengungkapkan, peningkatan laba tersebut cerminan dari upaya peningkatan pendapatan non bunga yang terwujud dari pertumbuhan pendapatan operasional lainnya menjadi sebesar Rp1,2 triliun pada semester 1 2020, naik 24% dari Rp1 triliun pada semester 1 2019. Pertumbuhan ini ditopang oleh peningkatan transaksi valuta asing dan surat berharga.
“Peningkatan pendapatan operasional lainnya ini sejalan dengan konsistensi Bank OCBC NISP dalam mendorong nasabah memanfaatkan solusi perbankan digital,” kata Parwati melalui keterangan resminya di Jakarta, Senin 3 Agustus 2020.
Menurutnya, kemudahan dan kenyamanan yang ditawarkan di tengah keterbatasan mobilitas masyarakat mendorong pertumbuhan e-channel Bank OCBC NISP, mulai dari jumlah pengguna, frekuensi transaksi dan nilai transaksi.
Secara keseluruhan nilai transaksi di e-channel Bank OCBC NISP meningkat 69% YoY hingga Juni 2020. Total pengguna internet banking dan ONe Mobile – mobile banking dari Bank OCBC NISP – masing-masing meningkat lebih dari 45% YoY.
“Nilai transaksi di ONe Mobile meningkat 2 kali lipat, sementara frekuensinya bertumbuh sebesar 69%,” ujar Parwati.
Dengan beragam perubahan dan penyesuaian operasional bisnis, Bank OCBC NISP tetap menjalankan fungsi intermediasi. Pada akhir Juni 2020, Bank OCBC NISP menghimpun dana pihak ketiga sebesar Rp135,3 triliun atau tumbuh sebesar 4% dari Rp130,4 triliun pada akhir Juni 2019. Per Juni 2020, dana CASA Bank OCBC NISP tumbuh 21% YoY sehingga mencatatkan rasio CASA sebesar 43,8% dari total dana pihak ketiga.
Peningkatan CASA didorong oleh tren penurunan konsumsi masyarakat dan kesadaran masyarakat untuk menabung. Hal ini juga didukung kemudahan yang ditawarkan Bank OCBC NISP untuk membuka rekening secara online melalui ONe Mobile.
Pada akhir Juni 2020 ini, Bank OCBC NISP menyalurkan kredit sebesar Rp117,6 Triliun. Fungsi intermediasi dijalankan dengan berpedoman pada prinsip kehati-hatian. Di tengah kontraksi ekonomi nasional, Bank OCBC NISP mempertahankan rasio NPL net sebesar 0,9% dan bruto sebesar 1,8%. Kondisi perekonomian Indonesia yang melambat karena pandemi COVID-19, turut mempengaruhi permintaan kredit.
“Penurunan permintaan kredit sejalan dengan perlambatan penyaluran kredit di industri perbankan, termasuk di Bank OCBC NISP,” katanya.
Walaupun demikian, Bank OCBC NISP tetap berkomitmen untuk menjalankan fungsi intermediasinya dengan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian dan mempertahankan likuiditas yang kuat dengan LDR sebesar 86,6% dan LFR 84,1%.
Menurutnya, kesehatan keuangan Bank masih terjaga pada kuartal II 2020, terlihat dari rasio kecukupan modal (CAR) yang berada pada level 20,7% dan rasio ketersediaan dana untuk memenuhi kewajiban (Liquidity Coverage Ratio) yang mencapai 170,1%. (*)
Editor: Rezkiana Np
Jakarta - Harga emas Antam atau bersertifikat PT Aneka Tambang hari ini, Jumat, 22 November… Read More
Jakarta - MNC Sekuritas melihat pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara teknikal pada hari… Read More
Jakarta - Pemerintah telah menyediakan berbagai program untuk mendorong industri perumahan, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah… Read More
Jakarta – Indonesia dan negara berkembang lainnya menuntut komitmen lebih jelas terhadap negara maju terkait… Read More
Jakarta – Kapal Anchor Handling Tug and Supply (AHTS) Harrier milik Pertamina Hulu Energi Offshore South East Sumatera (PHE… Read More
Bangkok – Indonesia dianggap sebagai pasar yang menarik bagi banyak investor, khususnya di kawasan Asia… Read More