NPL Bank Jatim Hampir 5%, Ini Penyebabnya
Page 2

NPL Bank Jatim Hampir 5%, Ini Penyebabnya

Menurut Soeroso, peningkatan NPL di kuartal IV-2016 yang tercatat mencapai 4,77% tersebut disebabkan oleh beberapa hal, salah satunya yakni banyaknya proyek-proyek pemerintah yang belum terselesaikan sehingga banyak pembayaran yang tertunda hingga akhir 2016.

“Komersial cukup tinggi NPL-nya, korporasi terutama di sektor kontraktor atau pemborongan dapat proyek pemerintah, ini banyak yang tidak terselesaikan, dan ada pembayaran yang ditunda,” ujar Soeroso di Jakarta, Senin, 9 Januari 2017.

Dia mengungkapkan, hingga akhir Desember 2016, proyek yang diterima para debitor banyak yang tidak potensial untuk diselesaikan sehingga menyebabkan arus kas debitor terganggu, sehingga banyak debitor yang mengalami kesulitan dalam membayar kredit.

“NPL ini yang notabenenya yang proyeknya sudah tidak bisa diharapkan sebagai potensial, dan kita masukkan ke tingkat (kolektabilitas) 5. Kita masukkan cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN),” ucapnya.

Sementara itu, CKPN Bank Jatim tercatat mengalami peningkatan dari 81,02% di kuartal IV-2015 menjadi 93,49% di kuartal IV+2016. Kendati demikian, dia meyakini, CKPN akan turun. “Sehingga ke depan CKPN tidak tinggi lagi, berarti profitabilitas kita naik,” paparnya.

Namun begitu, lanjut dia, pada 2017 Bank Jatim menargetkan penurunan NPL gross ke level 3,10%. Dia menyebutkan, ada beberapa langkah yang akan dilakukan perseroan untuk menekan rasio NPL. Salah satunya, dengan menambah jajaran direksi yang secara khusus menangani rasio kredit bermasalah. (*)

 

 

Editor: Paulus Yoga

Related Posts

News Update

Top News