Jakarta – PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) memberi kontribusi signifikan bagi induk usahanya, yakni CIMB Group. Sumbangsih emiten berkode saham BNGA ini mencapai kisaran 27 persen sampai 28 persen terhadap CIMB Group secara global.
Kontribusi itu terbesar kedua setelah Malaysia, yang memang menjadi pusat CIMB Group. Selain di Malaysia dan Indonesia, CIMB Group yang merupakan grup perbankan terbesar kelima di ASEAN beroperasi di Singapura, Vietnam, Thailand, Kamboja, Filipina, Laos, Brunei Darussalam, Myanmar, Inggris, Shanghai, dan Hongkong.
“Sekarang kita kontribusi secara total global CIMB Group sekitar sekitar 27 persen sampai 28 persen. Untuk negara nomor satunya Malaysia. Kami setengahnya dari Malaysia,” ungkap Presiden Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan saat ditemui Infobank di kantornya, 17 Juli 2024.
Baca juga: Optimalkan Platform Digital, CIMB Niaga Perluas Akses dan Layanan di Cirebon
Besarnya kontribusi BNGA terhadap induk tentu tidak lepas dari kinerjanya yang terus tumbuh positif. Berdasarkan data Biro Riset Infobank (birl), tahun lalu, CIMB Niaga mengantongi laba bersih sebesar Rp6,55 triliun, naik 28,54 persen year on year (yoy). Pencapaian ini adalah yang terbesar di antara bank-bank penghuni Kelompok Bank Berdasarkan Modal Inti (KBMI) 3 atau modal inti di atas Rp14 triliun sampai dengan di bawah Rp70 triliun.
Pencapaian laba disokong fungsi intermediasi yang tumbuh solid. Kredit bisa dipacu hingga tumbuh 8,52 persen atau menjadi Rp213,37 triliun. Sedangkan dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp235,86 triliun, atau tumbuh 3,82 persen secara tahunan. Total asetnya pun mengembang 9,00 persen, atau menjadi Rp221,30 triliun.
Adapun tahun ini, meski kondisi perbankan masih menghadapi sejumlah tantangan, CIMB Niaga mampu menjaga performa bisnisnya. Hingga kuartal I 2024, kreditnya tumbuh 6,00 persen, atau menjadi Rp211,6 triliun. Laju kredit utamanya ditopang segmen usaha kecil menengah (UKM) dan konsumer yang masing-masing tumbuh 9,4 persen dan 6,9 persen.
Dengan dukungan modal kuat dan likuiditas yang solid, CIMB Niaga masih mempunyai ruang besar untuk melakukan ekspansi. DPK meningkat 3,3 persen atau menjadi Rp248,0 triliun, dengan rasio dana murah (CASA) mencapai 64,6 persen. Posisi loan to deposit ratio (LDR) di level 84,2 persen. Sedangkan rasio kecukupan modal (CAR) tercatat di posisi 24,5 persen.
Baca juga: Kredit Tumbuh 12,36 Persen di Triwulan II 2024, BI Beberkan Pendorongnya
Pada tiga bulan pertama 2024, perseroan tercatat mengantongi laba sebelum pajak konsolidasi sebesar Rp2,2 triliun, atau meningkat 7,8 persen secara tahunan. Adapun total asetnya mencapai Rp333,0 triliun, sekaligus mengukuhkan posisi CIMB Niaga sebagai bank swasta nasional terbesar kedua di Indonesia.
Di samping sisi kinerja, sejumlah inisiatif yang dilakukan CIMB Niaga juga mendapat perhatian dari CIMB Group. CIMB Niaga menjadi benchmarking atau center of excellence (COE) untuk beberapa praktik perbankan, seperti digitalisasi, transaction banking, model cabang, hingga risk management. Ada pula talenta dari CIMB Niaga yang ditarik ke induk usaha, seperti Vera Handajani yang dipercaya sebagai Group Chief Risk Officer CIMB Group. (*) Ari Astriawan