News Update

Nissan Bakal PHK 20.000 Karyawan Global, Ini Biang Keroknya

Jakarta – Nissan Motor Co. akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap lebih dari 10.000 karyawan secara global. Langkah ini membuat total jumlah PHK, termasuk yang telah diumumkan sebelumnya, mencapai sekitar 20.000 orang atau sekitar 15 persen dari total tenaga kerja globalnya.

Demikian dilaporkan oleh penyiar publik Jepang, NHK, pada Senin (13/5). Produsen mobil terbesar ketiga di Jepang ini tengah berupaya merampingkan operasional bisnisnya agar menjadi lebih tangguh, menyusul penurunan penjualan di pasar utama seperti China dan Amerika Serikat (AS) Nissan dijadwalkan akan mengumumkan laporan keuangan tahun fiskal yang berakhir pada Maret pada Selasa (14/5).

Bulan lalu, perusahaan memperingatkan bahwa mereka kemungkinan akan mencatat kerugian bersih antara 700 miliar hingga 750 miliar yen (sekitar USD4,74 miliar hingga USD5,08 miliar), akibat beban penurunan nilai aset.

Baca juga: Satgas PHK Segera Terbentuk, Menaker: Draf Sudah di Menko Perekonomian

Kerugian tersebut imbas dari kegagalan Nissan memanfaatkan tren peningkatan minat terhadap kendaraan hybrid di pasar AS. Mereka kehilangan momentum awalnya dalam pengembangan kendaraan listrik.

Di China, pasar otomotif terbesar dunia, Nissan juga mengalami kesulitan. Untuk membalikkan tren penurunan penjualan, Nissan berencana meluncurkan sekitar 10 model kendaraan baru dalam beberapa tahun ke depan.

Mengutip Reuters, CEO Nissan, Ivan Espinosa menjelaskan, saat ini Nissan tengah menjalankan restrukturisasi besar-besaran. Ia sebelumnya telah menyatakan bahwa perusahaan sedang mempertimbangkan langkah-langkah tambahan.

Pada November lalu, Nissan mengumumkan rencana pengurangan 9.000 pekerjaan dan pemangkasan kapasitas produksi global sebesar 20 persen. Hingga Maret 2024, Nissan memiliki lebih dari 133.000 karyawan di seluruh dunia.

Selain itu, perusahaan juga menyatakan akan menutup pabriknya di Thailand pada bulan Juni dan berencana menutup dua pabrik lainnya yang belum disebutkan lokasinya.

Baca juga: BI Wanti-wanti Badai PHK Berpotensi Hambat Ekonomi Indonesia

Pada Jumat lalu, Nissan juga mengumumkan bahwa mereka membatalkan rencana pembangunan pabrik baterai kendaraan listrik senilai USD1,1 miliar di Pulau Kyushu, Jepang, yang sebelumnya dijadwalkan menerima subsidi dari pemerintah.

Kinerja keuangan yang lemah memaksa Nissan untuk memangkas proyeksi laba hingga empat kali sepanjang tahun fiskal yang baru saja berakhir. (*)

Galih Pratama

Recent Posts

BRI Bukukan Laba Rp45,44 Triliun per November 2025

Poin Penting BRI membukukan laba bank only Rp45,44 triliun per November 2025, turun dari Rp50… Read More

10 hours ago

Jadwal Operasional BCA, BRI, Bank Mandiri, BNI, dan BTN Selama Libur Nataru 2025-2026

Poin Penting Seluruh bank besar seperti BCA, BRI, Mandiri, BNI, dan BTN memastikan layanan perbankan… Read More

11 hours ago

Bank Jateng Setor Dividen Rp1,12 Triliun ke Pemprov dan 35 Kabupaten/Kota

Poin Penting Bank Jateng membagikan dividen Rp1,12 triliun kepada Pemprov dan 35 kabupaten/kota di Jateng,… Read More

12 hours ago

Pendapatan Tak Menentu? Ini Tips Mengatur Keuangan untuk Freelancer

Poin Penting Perencanaan keuangan krusial bagi freelancer untuk mengelola arus kas, menyiapkan dana darurat, proteksi,… Read More

13 hours ago

Libur Nataru Aman di Jalan, Simak Tips Berkendara Jauh dengan Kendaraan Pribadi

Poin Penting Pastikan kendaraan dan dokumen dalam kondisi lengkap dan prima, termasuk servis mesin, rem,… Read More

23 hours ago

Muamalat DIN Dukung Momen Liburan Akhir Tahun 2025

Bank Muamalat memberikan layanan “Pusat Bantuan” Muamalat DIN. Selain untuk pembayaran, pembelian, atau transfer, nasabah… Read More

23 hours ago