Lombok – Perekonomian nasional yang melambat beberapa tahun terakhir membuat bank-bank harus menyusun ulang strategi bisnisnya untuk jangka panjang. Dan hal itu dilakukan oleh Bank Mandiri. Bank berlogo pita emas itu kini sedang berupaya memperbesar bisnisnya di segmen ritel dan konsumer.
Menurut Tardi, Direktur Bank Mandiri, perseroan memiliki tiga lini bisnis utama berdasarkan segmen, yakni korporasi, komersial dan SME, serta ritel dan konsumer. Sejalan dengan ekonomi yang melambat, segmen komersial dan SME Bank Mandiri mengalami tekanan, ditandai dengan pertumbuhan yang rendah dan NPL yang tinggi.
“NPL komersial hampir dua digit. Kalau SME sekitar 4 hampir 5 persen,” kata Tardi, di sela-sela kegiatan media training Bank Mandiri di Lombok, Nusa Tenggara Barat, Jumat, 25 Agustus 2017.
Untuk mengimbangi penurunan bisnis di segmen tersebut, Bank Mandiri kini tengah fokus untuk mengembangkan segmen ritel dan konsumer. Untuk segmen korporasi, diakui oleh Tardi, bahwa segmen ini masih tumbuh sangat bagus.
“Bank Mandiri menyesuaikan itu, segmen yang kena itu komersial dan SME. Untuk membalas itu ke depan, kita bangun core kompetensi yang baru, selain korporasi. Kita bangun consumer banking. Kenapa, kita yakin konsumer ini masih akan jadi daya dorong pertumbuhan ekonomi,” tukas Tardi.
Penyesuaian strategi itu, menurut Tardi adalah hal yang wajar dalam bisnis. Dalam kondisi ekonomi yang sedang kurang bersahabat, bank mesti mampu mengelola risiko dan pendapatannya dengan baik.
“Shifting portofolio seperti ini wajar untuk mengatur risiko dan revenue dari perusahaan,” tutupnya. (*) Ari Nugroho