Jakarta – Dugaan kebocoran data Komisi Pemilihan Umum (KPU) kembali terjadi bertepatan dengan hari pertama masa kampanye Pilpres 2024, Selasa (28/11). Di mana, sebanyak 204 juta data pemilih tetap (DPT) KPU di bobol dan dijual oleh peretas.
Chairman Lembaga Riset Keamanan Siber CISSReC Dr. Pratama Persadha mengungkapkan, pada kali ini, seorang peretas dengan nama anonim “Jimbo” mengklaim telah meretas situs kpu.go.id dan berhasil mendapatkan data pemilih dari situs tersebut.
Diketahui akun anonim “Jimbo” tersebut juga membagikan 500 ribu data contoh yang berhasil didapatkan pada salah satu postingannya di situs BreachForums.
Situs tersebut, biasa dipergunakan untuk menjual hasil peretasan, serta beberapa beberapa tangkapan layar dari website https://cekdptonline.kpu.go.id/ untuk memverifikasi kebenaran data yang didapatkan tersebut.
Baca juga: Ini Titik Lokasi Kampanye Tiga Capres-Cawapres 2024
Menurutnya, dalam postingan di forum tersebut, Jimbo menyampaikan bahwa data 252 juta yang berhasil didapatkan terdapat beberapa data yang terduplikasi.
“Setelah Jimbo melakukan penyaringan, terdapat 204.807.203 data unik, di mana jumlah ini hampir sama dengan jumlah pemilih dalam DPT Tetap KPU yang berjumlah 204.807.222 pemilih dari dengan 514 kab/kota di Indonesia serta 128 negara perwakilan,” kata Pratama, dikutip Rabu, 29 November 2023.
Lanjutnya, di dalam data yang didapatkan oleh Jimbo tersebut memiliki beberapa data pribadi yang cukup penting seperti NIK, nomor KK, nomor KTP (berisi nomor passport untuk pemilih yang berada di luar negeri), nama lengkap, jenis kelamin, tanggal lahir, tempat lahir, status pernikahan, alamat lengkap, RT, RW, kodefikasi kelurahan, kecamatan dan kabupaten serta kodefikasi TPS.
Tim Cissrec sendiri telah mencoba melakukan verifikasi data sample yang diberikan secara random melalui website cekdpt, dan data yang dikeluarkan oleh website cekdpt sama dengan data sample yang dibagikan oleh peretas Jimbo, termasuk nomor TPS di mana pemilih terdaftar.
“Jimbo menawarkan data yang berhasil dia dapatkan seharga $74000 atau hampir setara 1.2 miliar rupiah,” bebernya.
Adapun, pada tangkapan layar lainnya yang dibagikan oleh Jimbo, nampak sebuah halaman website KPU yang kemungkinan berasal dari halaman dashboard pengguna.
Dengan adanya tangkapan layar tersebut kata dia, kemungkinan besar Jimbo berhasil mendapatkan akses login dengan dengan role Admin KPU dari domain sidalih.kpu.go.id menggunakan metode phising, social engineering atau melalui malware.
Di mana, dengan memiliki akses dari salah satu pengguna tersebut Jimbo mengunduh data pemilih serta beberapa data lainnya. CISSREC juga sebelumnya sudah memberikan alert kepada Ketua KPU tentang vulnerability di sistem KPU pada tanggal 7 Juni 2023.
“Jika peretas Jimbo benar-benar berhasil mendapatkan kredensial dengan role Admin, hal ini tentu saja bisa sangat berbahaya pada pesta demokrasi pemilu yang akan segera dilangsungkan,” terangnya
Sebab kata dia, hal ini bisa saja akun dengan role admin tersebut dapat dipergunakan untuk merubah hasil rekapitulasi penghitungan suara yang tentunya akan mencederai pesta demokrasi bahkan bisa menimbulkan kericuhan pada skala nasional.
Meski begitu, untuk memastikan titik serangan yang dimanfaatkan oleh peretas untuk mendapatkan data pemilih yang diklaim berasal dari website KPU tersebut masih perlu dilakukan audit serta forensik dari sistem keamanan serta server KPU.
Baca juga: Tahun Politik Marak Pembobolan Data, BSSN Bakal Perketat Keamanan Siber
Sementara itu, hingga saat belum ada tanggapan resmi dari pihak KPU terkait bocornya data pemilih di forum breachforums tersebut.
Sembari melakukan investigasi, pihaknya pun menyarankan tim IT KPU melakukan perubahan username dan password dari seluruh akun yang memiliki akses ke sistem KPU tersebut.
“Sehingga bisa mencegah user yang semula berhasil didapatkan oleh peretas supaya tidak dapat dipergunakan kembali,” pungkasnya.
Serangan Website KPU
Serangan siber yang dilakukan peretas terhadap website KPU bukan kali ini terjadi. Sebelumnya pada tahun 2022, sebanyak 105 juta data kependudukan warga RI diduga bocor dan dijual di forum online “Breached Forums”.
Data tersebut dijual oleh anggota forum dengan username “Bjorka”, dalam sebuah postingan di laman Breached Forums, berjudul “INDONESIA CITIZENSHIP DATABASE FROM KPU 105M”
Diketahui, Bjorka merupakan akun serupa yang membocorkan data pelanggan IndiHome dan menjual sebanyak 1,3 miliar nomor HP dan NIK pelanggan seluler Indonesia. (*)
Editor: Rezkiana Nisaputra