Jakarta – Dalam perdagangan sore hari ini (15/7) nilai tukar rupiah terhadap dolar as ditutup melemah 137 point di level Rp14.587/US$ bila dibandingkan dari penutupan sebelumnya di level Rp14.450/US$.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menilai, data neraca perdagangan nasional yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) belum mampu mendorong penguatan rupiah.
BPS sendiri telah mengumumkan data perdagangan internasional periode Juni 2020 menunjukkan surflus US$1,27 miliar dengan nilai ekspor US$12,03 milar dan nilai impor US$10,76 miliar lebih baik dibandingkan ekspektasi para analis yaitu ekspor diperkirakan akan terkontraksi -7,765% (YoY). Sementara impor terkontraksi -16,455% (YoY) dan neraca perdagangan surplus US$1,1 miliar.
“Dengan membaiknya data Internal belum bisa membawa mata uang garuda di zona hijau, bahkan tersungkur begitu dalam akibat data eksternal yang kurang bersahabat ,” kata Ibrahim di Jakarta, Rabu 15 Juli 2020.
Dengan demikian, Neraca Perdagangan RI selama periode Januari-Juni 2020 berada pada posisi surplus 5,5 miliar dolar AS, dimana angka tersebut lebih baik dari neraca perdagangan pada periode yang sama 2019 yakni defisit 1,93 miliar dolar AS.
Ibrahim mengatakan, bahkan intervensi Bank Indonesia di pasar Valas, Obligasi dan SUN dalam perdagangan DNDF juga kurang membuahkan hasil sehingga berdampak terhadap keluarnya arus modal asing dari pasar dalam negeri.
Sebagai informasi saja, berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) hari ini, (15/7) kurs rupiah berada pada posisi Rp14.616/US$ terlihat melemah dari posisi Rp14.512/US$ pada perdagangan kemarin (14/7). (*)
Editor: Rezkiana Np