Negara G20 Sepakat Perkuat Pertumbuhan Ekonomi yang Berkelanjutan
Jakarta – Negara-negara G20 atau kelompok 19 negara dengan perekonomian besar di dunia ditambah dengan Uni Eropa sepakat untuk memperkuat kerja sama dalam mendukung tercapainya pertumbuhan ekonomi yang kuat, berkelanjutan, berimbang dan inklusif.
Demikian mengemuka dalam pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral negara-negara G20 yang dihadiri oleh Gubernur Bank Indonesia, Agus D.W. Martowardojo dan Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, pada tanggal 19-20 Maret 2018 di Buenos Aires, Argentina.
Seperti dikutip dari laman BI, di Jakarta, Jumat, 23 Maret 2018 menyebutkan, di tengah optimisme prospek pertumbuhan ekonomi global yang semakin membaik dan merata, para Gubernur Bank Sentral dan Menteri Keuangan menyadari perlunya kewaspadaan terhadap potensi risiko dan kerentanan ekonomi, termasuk meningkatnya volatilitas di pasar keuangan yang terjadi saat ini.
Untuk itu, saat ini merupakan momentum yang tepat untuk mengatasi permasalahan struktural yang menghambat pertumbuhan ekonomi, mengurangi ketidakseimbangan global yang berlebihan dan memitigasi risiko melalui berbagai kebijakan yang ada.
Argentina yang menjadi Presiden G20 pada tahun 2018 mengusung 2 prioritas, yaitu the Future of Work dan Infrastructure for Development. Pembahasan the Future of Work dilatarbelakangi perkembangan teknologi informasi yang telah mengubah tatanan perekonomian global, termasuk Indonesia, menjadi ekonomi digital.
Oleh sebab itu, dibutuhkan respons kebijakan yang relevan sehingga perkembangan teknologi informasi tersebut dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif, sekaligus memitigasi potensi dampak negatifnya bagi perekonomian serta stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
Baca juga: Target Pertumbuhan Ekonomi 5,4% Sulit Tercapai di 2018
Pembahasan Infrastructure for Development diarahkan untuk meningkatkan pembiayaan infrastruktur, diantaranya dengan mendorong partisipasi sektor swasta. Di sektor keuangan, para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral menyambut baik penyelesaian Basel III sebagai salah satu elemen penting reformasi di sektor keuangan pascakrisis keuangan global.
Dalam pertemuan itu, para anggota G20 juga berkomitmen untuk mengimplementasikan dan senantiasa mengevaluasi reformasi sektor keuangan yang telah berjalan dan dampaknya bagi pembiayaan infrastruktur sehingga dapat memperkuat sistem keuangan.
Para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral menyadari dampak perkembangan teknologi dalam meningkatkan efisiensi dan mendorong inklusivitas di sistem keuangan. Namun, crypto-asset dipandang memiliki isu perlindungan konsumen dan investor, penghindaran perpajakan, dan tindak pidana pencucian uang dan pendanaan terorisme.
Selain itu, crypto-asset dapat menimbulkan dampak negatif bagi stabilitas sistem keuangan. Untuk itu, negara-negara G20 sepakat untuk menugaskan Standard Setting Bodies (SSB) untuk meningkatkan pemantauan terhadap transaksi dan risiko crypto-asset serta melakukan asesmen terhadap upaya multilateral yang diperlukan.
Negara-negara G20 juga terus menyampaikan dukungan bagi pembangunan di negara-negara miskin, melanjutkan pembahasan agenda perpajakan internasional, dan mendukung upaya mengatasi tindak pidana pencucian uang dan pendanaan terorisme. (*)
Poin Penting LPS membuka peluang percepatan implementasi Program Penjaminan Polis (PPP) dari mandat 2028 menjadi… Read More
Berlakunya Program Penjaminan Polis (PPP) yang telah menjadi mandat ke LPS sesuai UU No. 4… Read More
Poin Penting BAF gelar program Serba Untung 12.12 dengan promo besar seperti diskon cicilan, cashback,… Read More
Poin Penting BNI berpartisipasi dalam NFHE 2025 untuk memperkuat literasi keuangan dan mendorong kesehatan finansial… Read More
Poin Penting BNI menggelar wondr BrightUp Cup 2025 sebagai ajang sportainment yang menggabungkan ekshibisi olahraga… Read More
Poin Penting JBS Perkasa dan REI resmi bekerja sama dalam penyediaan pintu baja Fortress untuk… Read More