Jakarta – Kasus pembobolan rekening Jenius atau aplikasi digital milik PT Bank BTPN Tbk yang belakangan mencuat menjadi perhatian serius perseroan dalam meningkatkan keamanan dan layanan untuk keamanan nasabah.
Sebagaimana diketahui, para nasabah di PT Bank BTPN Tbk mengeluhkan uang di rekening mereka tiba-tiba lenyap. Kerugian yang ditanggung nasabah hingga puluhan juta rupiah.
“Beberapa waktu lalu ramai diberitakan uang nasabah Jenius tiba-tiba hilang, padahal kasus yang sebenarnya terjadi adalah social engineering (soceng) yang secara tidak sadar nasabah memberikan data pribadi dan data perbankan yang bersifat rahasia kepada orang lain,” kata Digital Banking Head Bank BTPN Irwan Tisnabudi, dalam Press Conference Ulang Tahun Jenius ke tujuh, Selasa (22/8).
Baca juga: Bikin Geleng-Geleng, Segini Kerugian Masyarakat Akibat Investasi Ilegal
Menurutnya, bank BTPN menyayangkan kejadian yang dialami oleh nasabah tersebut. Bank dalam hal ini telah memprioritaskan keamanan dan kenyamanan nasabah.
Berbagai langkah inisiatif pun telah dilakukan misalnya memutus layanan multi device yang selama ini nasabah bisa log in di tiga device sekaligus.
“Dulu nasabah bisa log in Jenius di iPhone, Android hingga iPad. Sebenarnya ini memberikan layanan yang baik ke nasabah yang akhirnnya kita tutup menjadi single device.
Hal itu karena, penggunaan multi device sangat riskan dan mengundang hacker untuk mengakses dengan mudah data-data nasabah.
Tak sampai di situ, terbaru nasabah Jenius pun menjadi korban modus kejahatan perbankan carding. Di mana, mereka mendapatkan tagihan transaksi kartu kredit meski tidak melakukan transaksi sebelumnya.
Modus carding ini, kata Irwan, sebetulnya adalah isu lama yang banyak terjadi di kartu kredit. Hal ini terjadi karena banyak nasabah yang belum aware akan isu keamanan dalam bertransaksi.
“Kalau kita mau melakukan pembayaran, kita minta petugas mesin Electronic Data Capture (EDC) yang datang ke kita. Jangan kita kasih begitu saja tanpa luput dari perhatian karena bisa saja nomor 16 digit, expired date kartu hingga nomor cgv bisa difoto,” jelesnya.
Pasalnya, kalau sudah punya tiga nomor itu, seseorang dengan leluasa akan bisa melakukan transaksi di marketplace hingga Amazon seperti yang menimpa nasabah Jenius.
Baca juga: Setiap Hari Ada 50 Pinjol dan Investasi Ilegal Diblokir, OJK Ingatkan Pentingnya Literasi Keuangan
Atas kasus tersebut, Bank BTPN pun melakukan inovasi dengan menciptakan kartu kredit Jenius yang jika dilihat hanya ada nomor 16 digit saja. Sementara, untuk cgv dan expired date sudah ada di dalam aplikasi.
“Jadi hanya kita yang punya akses untuk data-data tersebut dengan pin dan password yang kita miliki. Jadi, itu salah satu cara kita untuk memberikan service dan proteksi kepada nasabah,” pungkasnya.
Kasus Korban Carding
Sebelumnya, seorang nasabah PT Bank BTPN Tbk. (BTPN), Jenius menjadi korban carding di mana dirinya ditagih sejumlah uang untuk transaksi yang tidak ia lakukan. Pengalaman tersebut diceritakan melalui akun Twitter @yourlastnameis.
Awalnya, korban tiba-tiba mendapatkan pemberitahuan transaksi kartu kredit Jenius sebesar Rp15 juta. Diketahui, lokasi transaksi diduga berada di Amerika Serikat (AS).
“Nyesek banget ini gimana ceritanya, lagi nggak ngapa-ngapain tiba-tiba ada notif transaksi cc Jenius senilai Rp 15 juta buat di US? Punya visa aja kaga, tapi tagihannya masuk ke saya nih, @JeniusConnect,” cuitnya, dikutip Selasa (22/8).
Baca juga: Polri Ungkap Dua Kejahatan Siber yang Paling Banyak Dilaporkan
Dalam unggahan fotonya, transaksi tersebut dilakukan di sebuah merchant Empire State Observato, New York, US senilai Rp15,83 juta. Kemudian, di merchant Seaworld/Busch Gardens Orlando, US senilai R 6,25 juta. Total tagihan sendiri mencapai sekitar Rp22 juta.
Korban sendiri tidak mendapatkan kode OTP dari proses transaksi tersebut. Artinya, dirinya menjadi korban kejahatan perbankan. Segera mungkin, dirinya langsung menghubungi pihak Jenius untuk menyelesaikan masalah tersebut. (*)
Editor: Galih Pratama