Jakarta – PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) mencatatkan laba bersih (konsolidasi) sebesar Rp5,09 triliun di sepanjang 2022, atau mengalami kenaikan 24,35% secara tahunan atau year on year (yoy) dibandingkan dengan laba bersih di 2021 sebesar Rp4,09 triliun.
Sedangkan perolehan laba sebelum pajak konsolidasi (audited) tercatat sebesar Rp6,6 triliun pada tahun 2022. Catatan perolehan laba kotor ini juga melesat sebesar 26,7% (yoy) dan juga menghasilkan earnings per share Rp202,2.
Presiden Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan mengatakan, di tengah pemulihan dan kebangkitan ekonomi Indonesia dari tantangan global, pihaknya dapat menangkap peluang dalam mendorong pertumbuhan Bank.
“Kami berterima kasih atas kepercayaan dan dukungan berkelanjutan dari para stakeholders, sehingga CIMB Niaga bisa menutup tahun 2022 dengan kinerja yang menggembirakan,” katanya seperti dikutip, Jumat 17 Februari 2023.
Adapun untuk pertumbuhan kredit di tahun 2022 tercatat sebesar 9,4% (yoy) menjadi Rp199 triliun (atau Rp197 triliun di luar pembiayaan Salam), terutama berasal dari pertumbuhan pada bisnis Corporate Banking sebesar 12,1% yoy dan Consumer Banking tumbuh 11,8% yoy.
Kredit Pemilikan Rumah (KPR) tercatat tumbuh sebesar 7,0% yoy, sementara Kredit Pemilikan Mobil (KPM) meningkat sebesar 35,3% yoy, termasuk kontribusi dari anak perusahaan, PT CIMB Niaga Auto Finance (CNAF).
Ia mengungkapkan, 5 pilar strategi CIMB Niaga termasuk program transformasi digital di seluruh segmen bisnis tetap menjadi prioritas strategis jangka panjang.
Di tahun 2023, CIMB Niaga fokus kepada peningkatan basis nasabah ritel dan pertumbuhan CASA melalui kapabilitas digital, perbaikan kualitas aset, kontribusi pendapatan non-bunga, serta inovasi perbankan digital dengan teknologi terkini dan pilihan layanan yang luas untuk nasabah.
Total Dana Pihak Ketiga (DPK) sendiri tercatat mencapai Rp227 triliun dengan rasio CASA meningkat menjadi 63,6%.
Sementara untuk, Capital adequacy ratio (CAR) dan loan to deposit ratio (LDR) CIMB Niaga masing-masing sebesar 22,2% dan 85,6% per 31 Desember 2022.
Di mana, total aset konsolidasian per 31 Desember 2022 adalah sebesar Rp307 triliun. Ini semakin memperkuat posisi CIMB Niaga sebagai bank swasta nasional terbesar kedua di Indonesia.
Dikatakannya, hal ini sejalan dengan komitmen CIMB Niaga untuk terus membangun hubungan yang lebih erat dengan para nasabah, sekaligus meningkatkan pengalaman nasabah dalam memanfaatkan layanan digital CIMB Niaga.
“Kami bangga menjadi salah satu pelopor dalam industri perbankan digital di Indonesia,” jelasnya.
Di perbankan Syariah, Unit Usaha Syariah (UUS) CIMB Niaga (CIMB Niaga Syariah) berhasil mempertahankan posisinya sebagai UUS terbesar di Indonesia, dengan total pembiayaan mencapai Rp49,3 triliun (termasuk pembiayaan Salam) dan DPK sebesar Rp39,5 triliun per 31 Desember 2022. (*)
Editor: Rezkiana Nisaputra