Jakarta – Bank Muamalat yang kini sedang diterpa krisis menarik perhatian banyak pihak. Publik ingin tahu bagaimana proses penyelesaian yang akan ditempuh oleh OJK selaku otoritas yang memiliki wewenang untuk menyelesaikan kasus tersebut.
Laba Muamalat tercatat tinggal Rp5 miliar, anjlok hingga 95% (yoy). Pendapatannya pun juga ikut turun 85% dalam satu tahun terakhir. Masalah seperti non performing loan (NPL) akibat kurangnya analisis pemberian kredit yang baik, ditambah lagi ketidakseriusan para pemilik saham dalam mengelola bisnis di bank syariah tertua ini telah membuat bank ini stuck di posisi sekarang.
Rektor Universitas Katolik Atmajaya A. Prasetyantoko menyatakan, bahwa perlu ada suntikan dana untuk menyelamatkan Bank Muamalat. Bahkan, perlu ada keterlibatan investor asing.
“Idealnya penyelamatan Bank Muamalat perlu melibatkan investor asing, sehingga serernya Muamalat tak akan menghabiskan likuiditas dalam negeri. Ini juga sekaligus bisa menjadi kesempatan untuk menarik investasi asing,” ujar A. Prasetyantoko dalam diskusi yang digelar Infobank di Jakarta, Kamis, 21 November 2019
Hal senada juga diutarakan oleh Peter Abdullah selaku Direktur Riset CORE Indonesia. Ia berkata bahwa tambahan modal terhadap Bank Muamalat sangat dibutuhkan saat ini.
“Tambahan modal ini tidak dilakukan di Bank Muamalat. Jadi, solusinya adalah tambah modal, diperbaiki aset dan NPL-nya. Kemudian, ubah dengan strategi baru, manajemen baru, orang-orang baru,” pungkasnya. (*) Steven