Jakarta – PT Mirae Asset Indonesia memprediksi Bank Indonesia (BI) masih akan menahan suku bunga acuannya pada hasil Rapat Dewan Gubernur (BI) Mei 2025.
Head of Investment Information Mirae Asset, Martha Christina, melihat perkiraan ditahannya suku bunga BI tersebut seiring dengan kondisi cadangan devisa (cadev) Indonesia masih tinggi di posisi USD152,5 miliar per April 2025.
“BI rasanya agak susah ya, buat nurunin suku bunga dengan kondisi cadangan devisa,” ucap Martha usai acara Media Day di Jakarta, 15 Mei 2025.
Baca juga: BI Ramal The Fed Akan Tahan Suku Bunga
Untuk diketahui, BI sebelumnya telah memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan BI pada periode April 2025 di level 5,75 persen. Serta, suku bunga Deposit Facility di level 5,00 persen dan suku bunga Lending Facility tetap di 6,50 persen.
Oleh karena itu, Martha menyebut, peluang BI untuk menurunkan suku bunga acuan baru akan terjadi pada semester II 2025, di kisaran 50 hingga 75 basis poin (bps).
“Sekitar 50-75 (bps), saya rasa sih masih make sense sih, yang paling mungkin memang di 50 bps dengan kondisi yang ada sekarang gitu, untuk sampai dengan akhir tahun ini,” imbuhnya.
Adapun, suku bunga BI baru akan dipangkas setelah suku bunga acuan The Fed mengalami penurunan. Martha menyebut, suku bunga The Fed diproyeksikan baru akan turun di kuartal IV 2025 dan pada tahun ini diperkirakan akan memangkas 2-3 kali lagi.
Baca juga: BI Dinilai Perlu Tahan Suku Bunga Acuan, Ini Alasannya
“Mulai turun di kuartal IV, paling cepatnya mungkin sekitar bulan September atau Oktober, masih di konsensus di 2-3 kali lah turun gitu, karena angka inflasi Amerika ini juga sudah mulai melandai,” ujar Martha.
Sebagai informasi, Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Fed kembali menahan suku bunga acuannya di level 4,25-4,50 persen pada periode Mei 2025. Ditahannya suku bunga tersebut telah terjadi sebanyak tiga kali sejak pemangkasan terakhir di pertemuan Desember 2024. (*)
Editor: Galih Pratama










