Jakarta – PT Mirae Asset Sekuritas memproyeksikan pertumbuhan kredit akan mencapai angka 12% di tahun 2023, dimana angka tersebut berada di range atas Bank Indonesia (BI) yang ada dikisaran 10-12%.
Head of Research Team II, Handiman Soetoyo, mengatakan bahwa proyeksi tersebut didukung oleh adanya pemulihan ekonomi yang mendorong kembalinya aktivitas masyarakat, sehingga memicu tumbuhnya kredit di tahun ini.
“Dengan adanya pemulihan ekonomi, PPKM sudah dihapus itu akan mendorong aktivitas masyarakat terus meningkat dan hal ini akan mendorong pertumbuhan kredit di tahun ini,” ucap Handiman dalam Media Day by Mirae Asset Sekuritas di Jakarta, 9 Maret 2023.
Meski begitu, pada Januari 2023 pertumbuhan kredit masih ada sedikit perlambatan, hal ini memang terjadi secara musiman dari banyaknya debitur yang melakukan pelunasan kredit di awal tahun.
“Ini secara seasonal memang biasa terjadi seperti itu, karena setelah di bulan desember yang aktivitas meningkat itu banyak debitur itu melakukan pelunasan kredit di Januari,” imbuhnya.
Kemudian, jika dilihat dari sisi deposit, ia masih melihat pertumbuhan masih akan stabil di tahun ini, meskipun terjadi perlambatan pertumbuhan di Januari 2023 sebesar 8% dari 9% di Desember 2022.
“Yang mendorong kenaikan deposit kita ini ada di current account 19,6%, kemudian savings 5,7%, ini angkanya secara month of month agak sedikit turun tapi kalau kita lihat di time deposit ini secara konsisten menunjukan kenaikan sejalan dengan kenaikan suku bunga BI rate,” ujar Handiman.
Adapun, untuk CASA rasio sedikit menurun menjadi 62,9% di Januari 2023 dari 63,9% di Desember 2022. Lalu untuk angka LDR (loan to deposit ratio) masih berada di bawah 80% yang artinya likuiditas perbankan masih sangat ample. (*)
Editor: Rezkiana Nisaputra