Milisi Houthi Sebut Serangan Rudal ke Yaman Sebagai Bentuk Kebodohan AS dan Inggris

Milisi Houthi Sebut Serangan Rudal ke Yaman Sebagai Bentuk Kebodohan AS dan Inggris

Jakarta – Milisi Houthi angkat suara perihal gempuran rudal pasukan militer Amerika Serikat dan Inggris ke Yaman buntut blockade Laut Merah, pada Jumat (12/1) dini hari waktu setempat. 

Seorang pejabat senior Houthi, Mohammed Al Bukhaiti mengatakan, pihak AS dan Inggris akan menyesali perbuatannya karena telah menyerang Yaman.

“Serangan tersebut adalah kebodohan terbesar dalam sejarah AS dan Inggris dan telah melakukan kesalahan,” kata Al Bukhaiti melalui postingan di media sosial, dikutip 13 Januari 2024.

Menurutnya, tidak ada pembenaran atas serangan tersebut dan berjanji untuk terus menargetkan kapal-kapal yang menuju Israel.

Baca juga: Buntut Blokade Laut Merah, AS-Inggris Bombardir Houthi di Yaman

Saat ini kata dia, dunia tengah menyaksikan perang antara pihak yang mendukung genosida dan pihak yang menentang kejahatan tersebut. 

“Tujuan salah satu pihak adalah menghentikan kejahatan genosida di Gaza yang diwakili oleh Yaman, sedangkan tujuan partai lainnya adalah untuk mendukung dan melindungi pelakunya yang diwakili oelh Amerika dan Inggris,” ujarnya dikutip Al Jazeera.

Sebelumnya, Amerika Serikat dan Inggris melancarkan aksi serangan udara dan rudal di wilayah Yaman yang dikuasai Houthi, pada Jumat (12/1) dini hari waktu setempat. 

Serangan yang dilancarkan oleh AS dan Inggris itu sebagai “balasan” atas serangan milisi Houthi yang menyasar kapal-kapal di Laut Merah belakangan ini.

Presiden Amerika Serikata (AS) Joe biden mengatakan, pasukan Amerika dan Inggris, dengan dukungan dari Australia, Bahrain, Kanada, dan Belanda terlibat dalam serangan tersebut, yang melibatkan setidaknya 60 sasaran di 16 lokasi di sekitar Yaman.

Baca juga: AS-Inggris Serang Yaman, Harga Minyak Ikut Meroket

“Serangan ini merupakan respons langsung terhadap serangan Houthi yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap kapal maritim internasional di Laut Merah – termasuk penggunaan rudal balistik anti-kapal untuk pertama kalinya dalam sejarah,” kata Biden dalam sebuah pernyataan, dikutip The Guardian.

Berdasarkan keterangan Komando Pusat AS, serangan udara pada dini hari tersebut menargetkan sistem radar, sistem pertahanan udara, dan lokasi penyimpanan dan peluncuran untuk serangan satu arah pada sistem udara tak berawak, rudal jelajah, dan rudal balistik. (*)

Editor: Rezkiana Nisaputra

Related Posts

News Update

Top News