Jakarta–Industri manajemen aset menilai sudah saatnya pola penghitungan iuran atau pungutan Otoritas Jasa Keuangan (OJK ) dirubah. Pasalnya selama ini pungutan regulator industri jasa keuangan terkadang melebihi besaran pajak yang harus dibayarkan Manajer Investasi (MI).
Direktur Utama PT Mandiri Manajemen Investasi (MMI), Muhammad Hanif menyambut baik rencana perubahan pola pungutan OJK, dan mengusulkan pungutan diambil dari persentase pendapatan.
Baca juga: OJK Ajukan Kenaikan Anggaran 11% Tahun Depan
“Usul kami jangan diambil dari AUM (Asset Under Management) tapi dari pendapatan,” harap dia gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis, 6 April 2017.
Ia menjelaskan, saat ini pungutan terhadap MI sebesar 0,045 persen dari AUM. Dengan pola tersebut besaran pungutan terkadang lebih besar dari pajak yang harus dibayarkan kepada negara. Hal ini cukup membebani laba industri aset manajemen. (Bersambung ke halaman berikutnya)
Page: 1 2
Poin Penting Sebanyak 36 dari 38 provinsi telah menetapkan UMP 2026, sesuai PP 49/2025 yang… Read More
Poin Penting Pemerintah memastikan formulasi UMP 2026 telah memasukkan indikator ekonomi seperti inflasi, indeks alfa,… Read More
Poin Penting Modal asing masuk Rp3,98 triliun pada 22–23 Desember 2025, dengan beli bersih di… Read More
Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More
Poin Penting Pemerintah menyelamatkan lebih dari Rp6,6 triliun keuangan negara, sebagai langkah awal komitmen Presiden… Read More
Poin Penting Bank Mandiri menerapkan perlakuan khusus kredit bagi debitur terdampak bencana di Aceh, Sumut,… Read More