Jakarta – Pada Senin, 13 Mei 2024, terpantau harga saham PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU) mengalami koreksi 10,26 persen ke Rp1.050 per saham pada perdagangan sesi I.
Penurunan harga saham TUGU tersebut terjadi setelah berakhirnya periode perdagangan dengan hak pembagian dividen (cum-date), di mana pada 13 Mei 2024 menjadi awal periode perdagangan saham tanpa hak dividen (ex-date) saham TUGU untuk pasar reguler dan negosiasi.
Sebagai informasi, jadwal pembagian dividen TUGU meliputi akhir periode perdagangan dengan hak saham (cum-date) untuk pasar reguler dan negosiasi di 8 Mei 2024. Sedangkan ex-date untuk pasar reguler dan negosiasi jatuh pada 13 Mei 2024.
Nurwachidah, analis Phintraco Sekuritas mengatakan secara historis, penurunan harga saham suatu emiten di saat ex-date merupakan fenomena yang umum terjadi di pasar modal dalam negeri dan sudah diantisipasi oleh pelaku pasar sebelumnya. Meskipun mengalami koreksi, Nurwachidah memberikan beberapa catatan positif terkait TUGU.
“Namun TUGU merupakan saham dengan fundamental baik dan undervalued. Bisa kita lihat PBV kurang dari 0,5x maka ini diharapkan menjadi buffer karena memang valuasi juga sudah murah. Kemudian momentum ex-date biasanya juga akan membawa tekanan yang cenderung temporer, jadi tidak perlu dirisaukan,” ungkap Nur, sapaan akrab Nurwachidah dalam keterangan resminya dikutip 14 Mei 2024.
Baca juga: Tugu Insurance Tebar Dividen Rp529 Miliar, Catat Kenaikan Laba Rp242 Miliar di Q1 2024
Pada Senin, 29 April 2024, hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) merestui TUGU untuk membagikan 40 persen dari laba bersihnya menjadi dividen atau setara dengan Rp528,96 miliar.
Adapun pada 20 Desember 2023, TUGU telah membagikan dividen interim senilai Rp90,71 miliar. Artinya sisa dividen tunai yang akan dibayarkan oleh perseroan adalah senilai Rp438,25 miliar atau setara dengan Rp123,26 per saham.
Sementara, Kiwoom Sekuritas dalam catatan terbarunya melihat bahwa pembagian dividen TUGU dengan yield yang tinggi lebih dari 10 persen termasuk atraktif dan disebut menjadi katalis positif untuk pergerakan harga sahamnya setidaknya hingga cum-date.
“Konsekuensi dari ex-date memang adanya peluang koreksi. Namun koreksi yang terjadi cenderung koreksi yang sehat,” tulis tim riset Kiwoom.
Masih Pertahankan Outlook Positif
Meskipun ada potensi koreksi, Kiwoom Sekuritas masih mempertahankan outlook positif untuk TUGU terutama setelah merilis kinerja kuartal I-2024.
“TUGU telah mencatat laba operasional yang kuat dari operasi inti yang melonjak +64 persen year on year (yoy) di 1Q24. Kinerja positif di kuartal terakhir yang solid didorong oleh pendapatan premi yang kuat dengan komisi yang terjaga, peningkatan pendapatan investasi (+46 persen YoY) meskipun pasar keuangan penuh tantangan dan beban yang terkendali,” tambah tim riset Kiwoom.
Baca juga: Laba Tugu Insurance Alami Kenaikan Signifikan di Akhir Tahun 2023
Kiwoom tetap mempertahankan rekomendasi beli saham TUGU dengan target harga Rp 2.100/saham. Ini disebabkan karena laba bersih yang solid di kuartal I-2024 dan mencapai 41 persen dari estimasinya untuk tahun 2024, sehingga membuka peluang upside yang masih tinggi.
Kendati ada peluang koreksi ditambah dengan tekanan pasar yang terjadi belakangan ini terutama karena ada outflow dana asing keluar dari pasar Indonesia, Kiwoom masih melihat saham TUGU tergolong undervalued dengan rasio Price to Book Value (PBV) kurang dari 0,4x dan di bawah tren historisnya di PBV setara 0,6-0,7x. Oleh karena itu koreksi cenderung bersifat temporer saja. (*)