Jakarta – Memasuki semester II 2025, PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia (Manulife Indonesia) optimistis prospek bisnis perseroan akan tetap bertumbuh di tengah gelojak pasar yang makin menantang.
Chief Marketing Officer Manulife Indonesia, Shierly Ge, mengatakan bahwa optimisme tersebut didukung oleh permintaan akan produk asuransi jiwa dan kesehatan yang masih tinggi terutama di kalangan keluarga muda dan kelas menengah produktif.
Selain masih permintaan produk asuransi, kata Shierly, peneterasi bisnis perseroan di paruh kedua tahun 2025 ini diyakini akan lebih lincah. Hal ini ditopang aset perseroan yang kuat. Per Mei 2025, total aset perseroan mencapai Rp63 triliun.
“Posisi aset kita kuat, yang didukung oleh terjaganya kepercayaan nasabah melalui transparansi informasi terhadap layanan berbasis kebutuhan jangka panjang,” jelas Shierly kepada Infobanknews, 16 Juli 2025.
Baca juga: Manulife Gandeng Bank DBS Indonesia Luncurkan Manulife PRIME, Simak Manfaatnya
Meski demikian, Shierly tak menampik bahwa dalam mengarungi bisnis di semester II 2025 akan dihadapkan sejumlah tantangan. Salah satu tantangan utama yang dihadapi adalah kesenjangan tingkat literasi dan inklusi keuangan di masyarakat, khususnya terkait asuransi.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), tingkat literasi asuransi di Indonesia mencapai sekitar 45 persen, sementara inklusinya hanya berada di angka 28,5 persen.
“Ini menunjukkan bahwa meskipun lebih banyak orang memahami konsep asuransi, masih banyak yang belum memiliki akses atau belum mengambil langkah untuk menggunakan produk asuransi,” ucap Shierly.
Untuk mengatasi tantangan tersebut, kata Shierly, Manulife telah menerapkan tiga strategi. Pertama, perseroan akan gencar melakukan literasi melalui program Impact Agenda.
“Kami mendorong inklusi ekonomi dengan meningkatkan literasi dan akses asuransi lewat edukasi finansial, baik secara daring maupun luring,” jelasnya.
Kedua, Manulife akan mengoptimalkan teknologi digital, seperti MiEClaim dan Manulife ID untuk mempermudah akses dan pengelolaan asuransi, serta bekerja sama dengan bank dan e-commerce untuk pembayaran premi.
Ketiga, Manulife bakal memberikan pelatihan berkelanjutan kepada tenaga pemasar melalui platform seperti ManuAcademy agar mereka lebih siap memahami dan memenuhi kebutuhan nasabah.
Baca juga: Kontribusi Asuransi Kesehatan Swasta Masih Minim, OJK Siapkan POJK Baru
Sementara terkait dengan strategi investasi di tengah ketidakpastian global saat ini, Manulife senantiasa akan terus memantau perkembangan pasar secara proaktif dan mengedepankan analisis fundamental dalam pengambilan keputusan investasi.
“Tujuan utama kami adalah untuk menjaga stabilitas portofolio dan memberikan hasil investasi yang optimal dan berkelanjutan bagi para pemegang polis, tanpa mengorbankan aspek keamanan dan kepatuhan terhadap regulasi yang berlaku,” ujar Shierly.
Saat ini, Manulife tetap akan berhati-hati terhadap tekanan inflasi, volatilitas global, dan perubahan regulasi.
“Kami akan mengantisipasi pertumbuhan lebih lanjut di tahun mendatang,” tutupnya. (*)
Editor: Galih Pratama










