Jakarta – Naik turunnya harga, merupakan dinamika jual beli saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). Seperti halnya saham Bank Banten (BEKS). Saham bank kebanggaan warga Banten ini tercatat di Papan Pengembangan di pasar regular dan bertahan dengan harga Rp50 per lembar sahamnya.
Implementasi Peraturan Bursa Efek Indonesia Nomor I-X tentang Penempatan Pencatatan Efek bersifat Ekuitas, sejak tanggal 12 Juni 2023, memindahkan pencatatan saham BEKS dari Papan Pengembangan ke Papan Pemantauan Khusus. Saham Bank BEKS pun tidak sendiri berada di Papan Pemantauan Khusus ini.
Sejak mulai berlakunya Papan Pemantauan Khusus Tahap II (full periodic call auction), harga saham BEKS mulai mengalami penurunan.
Berdasarkan ketentuan baru BEI ini, saham pada Papan Pemantauan Khusus dapat diperdagangkan sampai harga minimum Rp1.
Auto rejection untuk saham dengan harga Rp1-10 sebesar Rp1, sedangkan untuk saham dengan harga di atas Rp10 sebesar 10 persen. Saham yang masuk papan pemantauan khusus full call auction harga minimumnya tak lagi Rp50 melainkan Rp1 dengan ketentuan auto rejection tersebut.
Baca juga: Bank Banten Pastikan Penurunan Harga Saham Tak Pengaruhi Kinerja Bisnis
Akademisi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta), Hady Sutjipto menilai, terus menurunnya harga saham Bank Banten (BEKS) disebabkan oleh investor lokal yang mengalami panic selling.
“Saya menduga karena pasar modal itu sangat rentan dan kadang tidak terkait erat dengan kinerja perusahaan sesungguhnya,” ujarnya dikutip 17 April 2024.
Selain faktor panic selling, Hady menduga, terus anjloknya saham Bank Banten (BEKS) juga imbas kondisi ekonomi global yang tidak menentu yang ditandai kondisi geopolitik di Ukraina dan Gaza, kebijakan Bank Sentral Amerika dan kondisi ekonomi negara China dan negara Eropa yang bermasalah.
Menanggapi hal tersebut, Bank Banten mengimbau para pemegang saham dan strategic investor tidak terlampau panik dan bereaksi berlebihan. Pasalnya, Bank Banten punya fundamental kuat yang siap menjamin kinerja bisnis mereka tetap moncer.
- Bank Banten (BEKS) berkinerja baik
Bank Banten (BEKS) yang diawaki oleh fully new Dewan Komisaris dan Direksi, mulai awal 2023 dengan menggunakan strategi bisnis yang tepat, langsung gas pol mengidentifikasi dan menyelesaikan permasalahan yang ada.
“Alhamdulillah, tanpa menunggu waktu lama, di akhir tahun 2023 Bank Banten telah menciptakan sejarah dengan memperoleh laba bersih sebesar Rp26,59 miliar, setelah sebelumnya sejak mulai beroperasi di tahun 2016 hingga akhir 2022 terus menerus menderita kerugian berkepanjangan,” ujar Direktur Utama Muhammad Busthami Direktur Utama Bank Banten dalam keterangan resminya, 17 April 2024.
Bank Banten menutup tahun 2023 dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) mencapai 44,72 persen, jauh di atas ketentuan yang berlaku. Loan to Deposit Ratio (LDR) berada di 98,98 persen.
Perbandingan Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasional (BOPO) berada di bawah 100 persen, yaitu tepatnya 95,15 persen. Ratio Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) semuanya sudah positif, dengan Net Interest Margin (NIM) mencapai 4,05 persen.
Baca juga: Ciamik! Bank Banten Balikkan Rugi Jadi Laba Rp26,59 Miliar di 2023
2. Jadi BUMD dan Didukung Penuh Pemprov Banten
Dengan terbit dan berlakunya Peraturan Daerah Provinsi Banten No. 5 tahun 2023 tentang Pendirian Perseroan Terbatas Bank Pembangunan Daerah Banten (Perseroda) Tbk, sejak 28 Desember 2023, Bank Banten (BEKS) secara resmi menjadi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten menjadi Pemegang Saham Pengendali (PSP) dengan penguasaan saham sebesar 66,11 persen sisanya sebanyak 33,89 persen dikuasai oleh publik.
Pemprov Banten menjamin tidak akan pernah menjual porsi sahamnya tersebut kecuali membagikan sebagian porsinya kepada seluruh delapan Kabupaten/Kota se Provinsi Banten, namun tetap menjadi PSP dengan porsi kepemilikan saham minimal 51 persen.
Selain itu, Pemprov Banten juga terus mendukung dan mendorong penguatan serta ekspansi usaha Bank Banten (BEKS) agar sejajar dengan Bank Pembangunan Daerah lainnya secara nasional.
“Kita akan terus dorong dan perkuat ekspansi usaha yang dilakukan Bank Banten,” kata Penjabat (Pj) Gubernur Banten, Dr. Al Muktabar usai menghadiri Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS LB) Bank Banten (BEKS) akhir Februari 2024.
3. Berpotensi tumbuh dan berkembang semakin besar
Pencapaian laba bersih sebesar Rp26,59 miliar di akhir tahun 2023, merupakan pijakan awal bagi Bank Banten untuk dapat melompat lebih jauh di tahun-tahun selanjutnya. Potensi bisnis yang besar di Provinsi Banten, dukungan kuat dari Pempov Banten sebagai PSP, kerja keras untuk terus menerus melakukan perbaikan serta komitmen untuk terus tumbuh menjadi besar dan kuat, serta menjadi modal utama untuk mewujudkan masa depan Bank Banten menjadi semakin baik.
Selain itu, aksi korporasi yang akan dilakukan menjadi katalis yang paling efektif dan menjadi sinyal atau momentum yang baik untuk peningkatan harga saham Bank Banten (BEKS).
Rencana Pemrov Banten untuk melakukan inbreng berupa aset tanah dan bangunan untuk Kantor Pusat Bank Banten (BEKS) dan penandatanganan Nota Kesepahaman Kerjasama Kelompok Usaha Bank (KUB) dengan Bank Jatim (BJTM) merupakan indikasi bagi penguatan permodalan dan tentunya pertumbuhan bisnis Bank Banten (BEKS). (*)