Headline

Menyoal Penempatan Bos BUMN yang Tak Punya Pola Jelas

Mengapa BTN hanya dijadikan tempat “transit” sebelum pindah ke Bank BUMN lain?

Satu sisi, BTN dinilai sebagai laboratorium bank BUMN dengan keberhasilannya sebagai direksi untuk “ditendang” ke atas. Tapi, di sisi lain BTN seperti dijadikan “transit” sebelum pergi lebih jauh. Di kalangan perbankan BTN diplesetkan sebagai Bank “Transit” Negara.

Harusnya Kementrian tidak menjadikan BTN seperti tempat transit, karena BTN juga sebuah bank yang relatif besar dengan peran yang tidak ringan — membantu masyarakat memiliki rumah dan wajib juga menyetor dividen ke kas negara.

Apakah akan ada eksekutif BTN yang belum setahun akan dipindah lagi dalam RUPST tahun 2018 mendatang? Hanya Rini Soemarno dan Jokowi yang tahu.

Pertanyaan kedua, ada beberapa posisi dirut yang kosong di BUMN –yang dibiarkan hanya dengan Plt dalam kurun relatif lama, seperti Pagadaian yang ditinggalkan Riswinandi ke OJK. Setelah dibiarkan kosong lebih tiga bulan baru Sunarso masuk yang “ketendang” dari BRI. Juga, posisi Plt di Jamkrindo — apakah Randi Anto yang akan tukar tempat dengan R Sophia Alizsa yang kembali pulang ke BRI?

Pola penempatan makin tak jelas ketika Asmawi Syam yang pernah menjadi orang nomer 1 di BRI yang mencetak laba terbesar sepenjang 12 tahun bisa dipindah ke Askrindo yang relatif BUMN kecil. Bahkan, Dwi Soetjipto yang pernah duduk di Pertamina dan Semen Indonesia kini tak terpakai lagi di BUMN. Apakah ini ada kaitannya dengan isu ketika Dwi Soetjipto digadang-gadang jadi Meneg BUMN dan bukan sekadar isu Matahari kembar di Pertamina? Lagi-lagi, Ibu Menteri Rini dan Jokowi yang tahu jawabannya.

Lain lagi, di jajaran komisaris dan lebih gawat lagi, tidak semua dipilih orang-orang yang konpeten. Hampir pasti seluruh komisaris yang di bank-bank BUMN titipan relawan yang sama sekali tak pernah bersentuhan dengan bank. Orang-orang politik dan hukum yang berjasa menggolkan Jokowi jadi Presiden.

Baca juga : 56 BUMN Raih Infobank BUMN Award 2017

Tapi ada juga komisaris “seumur hidup”, contohnya B.S. Kusmuljono yang dari BRI, BNI dan sekarang Mandiri. Sudah lebih 12 tahun jadi komisaris di bank pelat merah. Ia mantan bankir Bank Nusa Nasional yang banknya “hilang” tersapu krisis 1998. Kusmuljono adik ipar Aburizal Bakrie. (Bersambung ke halaman berikutnya)

Page: 1 2 3

Apriyani

Recent Posts

Strategi Asuransi Tri Prakarta Perkuat Layanan bagi Nasabah

Poin Penting Tri Pakarta merelokasi Kantor Cabang Pondok Indah ke Ruko Botany Hills, Fatmawati City,… Read More

10 hours ago

Livin’ Fest 2025 Siap Digelar di Grand City Convex Surabaya, Catat Tanggalnya!

Jakarta - Bank Mandiri terus memperkuat dukungan terhadap pertumbuhan ekonomi wilayah dengan menghadirkan Livin’ Fest… Read More

12 hours ago

Hashim Djojohadikusumo Raih Penghargaan ‘Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability’

Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More

1 day ago

Dua Saham Bank Ini Patut Dilirik Investor pada 2026

Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More

1 day ago

Hashim Soroti Pentingnya Edukasi Publik Terkait Perubahan Iklim

Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More

1 day ago

OJK Sederhanakan Aturan Pergadaian, Ini Poin-poinnya

Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More

1 day ago