Jakarta – Nilai ekonomi digital di Indonesia pada 2022 tercatat terbesar di Asia Tenggara yang mencapai USD77 miliar atau tumbuh 22%. Hasil ini bisa menjadi salah satu peluang untuk mencapai visi Indonesia emas di 2045.
Melihat hal itu, Partner dan Presiden Kearney Indonesia, Shirley Santoso, menjelaskan bahwa masih ada beberapa tantangan yang masih harus dihadapi, seperti kesenjangan kesetaraan digital dan juga masalah struktural pada pendidikan, serta pengembangan sumber daya manusia (SDM).
“Inisiatif digitalisasi di seluruh mata rantai industri telah dimulai meskipun masih terbatas, sehingga menghambat populasi usia kerja untuk SDM yang produktif dengan keterampilan utama untuk berkembang di dunia kerja masa depan,” ucap Shirley dalam Media Briefing di Jakarta, 30 Mei 2023.
Shirley, menambahkan bahwa, Indonesia saat ini menyumbang sebanyak 40% dari ekonomi digital Asia Tenggara, namun sebagian besar penduduk masih belum dibekali dengan keterampilan teknologi dasar yang dibutuhkan.
Sehingga, menurut Principal Kearney Indonesia, Rohit Sethi, perlu adanya pengembangan infrastruktur pendidikan di Indonesia untuk mendukung ekosistem digital yang kuat bersama dengan pemerintah pusat, swasta, BUMN, dan lainnya
“Pendanaan yang cukup dari pemerintah dapat mendukung pengembangan ekosistem pendidikan secara digital,” ujar Rohit dalam kesempatan yang sama.
Adapun, saat ini langkah awal yang telah diambil oleh pemerintah untuk menyiapkan keterampilan yang dibutuhkan oleh tenaga kerja di masa depan, melalui pembentukan platform Digital Talent Scholarship oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo).
“Dengan membekali tenaga kerja dengan keterampilan digital yang diperlukan, Indonesia akan lebih siap untuk bersaing di pasar global dan mendorong pertumbuhan ekonomi,” tambah Shirley. (*)
Editor: Galih Pratama