Jakarta – Berbagai upaya dan strategi dilakukan demi mendorong produk UMKM Indonesia bisa bersaing dan menembus pasar global. Pasalnya, di tengah pandemi Covid-19 yang melanda, segmen UMKM terbukti mampu bertahan dan pulih lebih cepat dibandingkan sektor lainnya.
Sayangnya, meski memiliki potensi yang besar, biasanya UMKM memiliki keterbatasan pada akses pasar, modal, hingga branding. Hal ini pun menjadi salah satu kendala UMKM untuk bisa menembus pasar ekspor.
Demi meningkatkan daya saing UMKM di pasar global, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) turut melakukan berbagai upaya. Bank pelat merah ini fokus pada penciptaan ekosistem yang produktif. Ekosistem ini kemudian dihubungkan dengan berbagai platform digital yang disiapkan BNI. Dengan begitu, bisa membuat interlink antar-ekosistem UMKM, dan mampu menjawab permintaan-permintaan besar, termasuk untuk ekspor.
Menteri Koperasi dan UMKM Teten Masduki mengapresiasi langkah-langkah yang telah dilakukan BNI, sebagai bank yang ditugaskan untuk memfasilitasi peningkatan ekspor. Dia mengatakan Indonesia memiliki banyak UMKM dengan produk bagus, dan permintaan pasar yang potensial termasuk untuk ekspor. Sayangnya, banyak yang kesulitan mendapatkan modal untuk perluasan usaha atau modernisasi teknologi produksinya.
“Mestinya bank membidik UMKM yang potensial ini untuk diberikan pembiayaan, dan BNI termasuk yang ditugaskan untuk memfasilitasi peningkatan ekspor,” kata Teten, Selasa (8/2/2022).
Menurutnya produk UMKM yang banyak diminati di pasar ekspor seperti furniture, home decor, kuliner, natural ingredients, sumber daya laut. Sektor-sektor ini menurut Teten bisa lebih ditingkatkan, sehingga UMKM bisa naik kelas dan menembus pasar global.
Lebih lanjut, Deputi Bidang Usaha Mikro Kementerian Koperasi dan UKM Eddy Satriya mengapresiasi langkah yang telah dilakukan BNI yang sejalan dengan tujuan pemerintah dalam meningkatkan ekspor UMKM. Terlebih, pelaku UMKM membutuhkan pendampingan dan peningkatan kelas untuk bisa memenangkan persaingan di kancah global.
“Yang dilakukan sangat sejalan, dan sangat bagus mengingat UMKM kita sangat banyak jumlahnya. Kemampuan APBN dan APBD terbatas, jadi keberadaan BNI dengan program tersebut sangat membantu proses pendampingan dan peningkatan kelas UMKM,” kata Eddy.
Dia menuturkan BNI juga termasuk bank pelat merah yang proaktif mendukung program Pasar Digital (PaDi) UMKM. BNI pun terus memperbesar pengadaan barang dan jasanya dari para pelaku UMKM. BNI juga berfokus pada pengembangan potensi pasar di luar negeri dengan BNI Xpora.
Sebelumnya, Direktur Utama BNI, Royke Tumilaar mengatakan pihaknya menyiapkan berbagai solusi perbankan, dengan program pembinaan dan pendampingan yang diharapkan membantu pelaku UMKM naik kelas sekaligus mampu menembus pasar ekspor.
Contohnya, BNI Xpora, program ini ditujukan untuk mengoptimalkan pekerja migran sekaligus diaspora Indonesia yang jumlahnya mencapai 8 juta. Dalam program ini, BNI mendukung pekerja migran serta diaspora untuk menjadi agen pembangunan bagi pelaku UMKM dalam negeri.
“BNI pun aktif mendorong pelaku UMKM dalam negeri untuk membangun kapabilitas serta kapasitas usahanya dalam menjawab permintaan luar negeri dengan 7 Xpora Hub yang tersebar di Sumatera, Jawa, Bali, dan Sulawesi,” ujar Royke. (*)