News Update

Menteri Rosan: Target Ekonomi 8 Persen Butuh Investasi Rp13.032 Triliun

Poin Penting

  • Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi 8 persen pada 2029, dengan kebutuhan investasi mencapai Rp13.032 triliun dalam lima tahun ke depan.
  • Capaian investasi 2024 dan semester I-2025 sudah sesuai target, menunjukkan tren positif masuknya modal ke Indonesia.
  • Potensi energi baru terbarukan (EBT) sebesar 3.700 gigawatt dinilai jadi peluang besar untuk menarik investasi dan mendukung target net zero emission 2060.

Jakarta – Target ekonomi 8 persen yang dikejar pemerintah dalam 5 tahun ke depan menghadapi berbagai tantangan. Salah satunya, target investasi jumbo senilai Rp13.032 triliun yang harus dicapai pada 2029.

Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan Perkasa Roeslani menuturkan, dalam satu dekade terakhir, total investasi yang masuk ke Indonesia senilai Rp9.117 triliun.

“Dalam 10 tahun terakhir, periode 2014-2024, investasi yang masuk itu Rp9.117 triliun. Nah, 5 tahun ke depan, 2025-2029 harus mencapai Rp13.032 triliun,” kata Rosan, dalam acara Investor Daily Summit 2025, di Jakarta, Rabu, 8 Oktober 2025.

“Itu investasi yang diharapkan langsung dalam rangka mencapai target ekonomi 8 persen di tahun 2029,” tambahnya. 

Baca juga: Kejar Target Ekonomi 8 Persen, Rosan Tekankan Kolaborasi Lintas Sektor

Ia menjelaskan, jika menilik pada capaian investasi sepanjang 2024 dan semester I-2025 sendiri telah sesuai dengan target yang ditetapkan oleh pemerintah. 

“Alhamdulillah, pada tahun 2024 kita tercapai dan 2025 dalam semester pertama kita juga sesuai dengan target. Dan, saya sedang menunggu angka untuk kuartal III-2025 ini,” akunya.

Ia menekankan, dengan raihan positif ini maka harus diimbangi penciptaan lapangan pekerjaan dan banyaknya investasi yang masuk ke Indonesia.

Baca juga: Ingin PDB Tumbuh 8 Persen: Jadikan Ekonomi Sebagai Panglima, Bukan Politik

Sejalan dengan itu, ia menyoroti banyaknya peluang besar di sektor energi baru terbarukan (EBT) yang saat ini belum dimanfaatkan secara maksimal. 

“Padahal kesempatan kita sangat tinggi untuk energi baru terbarukan (EBT) hampir mencapai 3.700 gigawatt,” bebernya.

Apalagi, Indonesia sudah berkomitmen kepada dunia untuk mencapai net zero emission pada 2060. Oleh karena itu, diperlukan kolaborasi lintas sektor. (*)

Editor: Yulian Saputra

Muhamad Ibrahim

Recent Posts

Hashim Djojohadikusumo Raih Penghargaan ‘Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability’

Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More

1 hour ago

Dua Saham Bank Ini Patut Dilirik Investor pada 2026

Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More

2 hours ago

Hashim Soroti Pentingnya Edukasi Publik Terkait Perubahan Iklim

Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More

3 hours ago

OJK Sederhanakan Aturan Pergadaian, Ini Poin-poinnya

Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More

4 hours ago

40 Perusahaan & 10 Tokoh Raih Penghargaan Investing on Climate Editors’ Choice Award 2025

Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More

4 hours ago

Jelang Akhir Pekan, IHSG Berbalik Ditutup Melemah 0,09 Persen ke Level 8.632

Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More

5 hours ago