Jakarta – Laju kemajuan teknologi digital turut mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,4% sampai 6,2% hingga tahun 2045. Potensi pertumbuhan ini juga dapat meningkatkan kontribusi sektor digital terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional dari sebelumnya 5,11% di tahun 2022 hingga mencapai 20,7% pada tahun 2045.
“Transformasi digital dinilai mampu menjadi pemantik percepatan ekonomi dan peningkatan daya tahan ekonomi,” kata Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi dalam pembukaan DTI-CX 2023, di JIEXPO Kemayoran, Jakarta, Rabu (26/7).
Sejalan dengan itu, besarnya pemanfaatan teknologi digital dapat terlihat dari besarnya volume data global yang mengalir.
Berdasarkan data yang dirilis Statista tahun 2023, diperkirakan terdapat 328,77 miliar gigabytes data yang tercipta setiap harinya.
Dari angka tersebut, diproyeksikan terdapat peningkatan volume data tahunan sebesar 23,71 persen di tahun 2023. Di mana, 97 triliun gigabytes pada tahun 2022 menjadi 120 triliun gigabytes sepanjang tahun 2023. “Transformasi digital merupakan agenda prioritas baik di level global maupun level nasional, “ jelasnya.
Baca juga: Transformasi Digital Buka Peluang Baru Industri di Tanah Air, Tetap Waspadai Tiga Hal Ini
Apalagi kata dia, pasca kejadian pandemi Covid-19 yang telah menghasilkan sebuah digital first mindset di seluruh kawasan, bahkan di Asia Tenggara di mana Indonesia mempunyai penggunaan internet yang tinggi dalam presentase penerapan digital first mindset. Hal ini mengacu kepada data The Economist dan Microsoft di 2022.
Lanjutnya, Momentum digitalisasi di Indonesia itu juga terlihat dari nilai pembelanjaan digital yang meningkat secara drastis dari hanya USD6 miliar USD atau Rp92 triliun pada tahun 2016 menjadi USD 61 miliar atau sebesar Rp944 triliun di tahun 2021.
“Ini menunjukkan urgensi transformasi digital nasional yang perlu untuk kita dorong dan akselerasi bersama-sama. Ibu Bapak serta hadirin yang saya banggakan, pemanfaatan dan pengembangan teknologi digital sudah menjadi kebutuhan sekaligus keniscayaan,“ tegasnya.
Hal ini kata dia sejalan dengan upaya mewujudkan visii Indonesia Maju 2045 di mana Indonesia diproyeksikan menjadi negara dengan produk domestik bruto terbesar kelima hingga ketujuh di dunia pada tahun 2045 yang mana penguasaan teknologi digital menjadi salah satu faktor kunci dalam merealisasikan visi tersebut.
Meski begitu, kata dia, meskipun penetrasi internet Indonesia sudah mencapai angka 78% dari populasi namun kesenjangan akses teknologi dan konektivitas digital masih terasa di berbagai dimensi, baik ekonomi, sosial, maupun spasial.
Guna menjawab berbagai tantangan yang ada, pemerintah perlu menggalakan transformasi digital secara koraboratif agar dampak dan manfaatnya dapat dirasakan secara inklusif, memberdayakan, dan berkelanjutan.
“Saya bersama seluruh jajaran di Kementerian Kominfo memiliki tugas tidak hanya sebagai regulator, namun juga fasilitator dan akselerator transformasi digital,“ akunya.
Baca juga: Treasury dan Shield Kolaborasi Cegah Kejahatan Penipuan Akun Bodong
Pihaknya juga berkomitmen penuh untuk melanjutkan implementasi agenda transformasi digital nasional yang mencakup infrastruktur digital, tata kelola pemerintahan digital, ekonomi digital, dan masyarakat digital.
Tugas ini tidak mungkin terselesaikan dengan baik tanpa dukungan aktif dari Mastel,APJI, dan seluruh pemangku kepentingan yang ada. (*)
Editor: Galih Pratama