Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menggelar pertemuan dengan Gubernur Japan Bank for International Cooperation (JBIC), Nobumitsu Hayashi yang berlangsung di Tokyo, Jepang (25/7). Dalam pertemuan tersebut berfokus membahas berbagai proyek JBIC di Indonesia.
Menko, Airlangga mengatakan bahwa dalam pembangunan ekonomi Indonesia JBIC berperan besar sebagai sumber pendanaan maupun penasihat dalam berbagai proyek infrastruktur, terutama pada sektor energi yang menjadi faktor pendukung Indonesia dalam memulihkan ekonomi.
“Beberapa proyek infrastruktur utama seperti Pembangkit Listrik Tanjung Jati-B, Jawa 1, dan pembangkit panas bumi Sarula dan Muara Laboh, serta proyek LNG Tangguh. Proyek-proyek ini menyediakan sumber energi yang sangat dibutuhkan dalam pembangunan ekonomi Indonesia.” ujar Menko Airlangga.” ucap Airlangga dalam keterangan resminya, 25 Juli 2022.
Indonesia, lanjut Airlangga, memiliki komitmen untuk mencapai Nationally Determined Contributions (NDC) pengurangan emisi karbon 29% pada 2030, untuk melaksanakan transisi energi ke Energi Baru dan Terbarukan (EBT).
Dalam mendukung hal tersebut, Gubernur JBIC, Hayashi mengatakan bahwa Pemerintah Jepang telah melakukan banyak kolaborasi dengan Indonesia dalam pengurangan emisi karbon. Salah satunya melalui skema Joint Crediting Mechanism (JCM). Skema ini juga sedang dipertimbangkan sebagai bagian dalam kerja sama pendanaan JBIC dengan Indonesia dalam program transisi energi.
Selain sektor energi, pertemuan tersebut juga turut membahas pengembangan sektor otomotif di Indonesia, yang mana JBIC turut membiayai pengembangan sektor otomotif dan hampir 90% prinsipalnya berasal dari Jepang.
“Kami mendukung investasi perusahaan Jepang di sektor manufaktur terutama di sektor otomotif, karena dengan dukungan kuat Pemerintah RI selama ini, otomotif Jepang menjadi sangat dicintai di Indonesia bahkan melebihi di Jepang sendiri. JBIC akan lebih mendorong peningkatan nilai dari investasi yang sudah ada.” tambah Hayashi.
Pada pertemuan tersebut, Airlangga juga menyampaikan harapan agar JBIC turut mendorong investasi di sektor potensial lainnya di tengah krisis global yang sedang terjadi seperti, kesehatan (medical), pangan (food), dan pupuk.
“JBIC sangat mendukung tawaran investasi di bidang pangan dan pupuk, seiring meningkatnya jumlah populasi penduduk, kebutuhan pangan juga akan terus meningkat. Namun, pangan dan pupuk ini memerlukan supply chain yang baik. JBIC akan sangat mendukung investasi baru di pangan dan pupuk.” imbuh Hayashi.
Adapun dalam survei yang dilakukan oleh JBIC terkait perusahaan manufaktur Jepang yang melakukan bisnis di luar Jepang (Survey on Overseas Business Operations by Japanese Manufacturing Companies), Indonesia menempati peringkat ke-6 dalam daftar “Promising Countries for Overseas Business” di bawah Vietnam dan Thailand. (*) Khoirifa.