Menko Airlangga: Indonesia Harus Contoh Jakarta untuk Lolos Middle Income Trap

Menko Airlangga: Indonesia Harus Contoh Jakarta untuk Lolos Middle Income Trap

Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut bahwa jika Indonesia ingin keluar dari jebakan negara berkembang atau middle income trap, maka harus mencontoh Jakarta.

Airlangga menjelaskan saat ini pendapatan per kapita Jakarta sudah mencapai USD21 ribu. Sehingga, Jakarta merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang sudah lolos dari middle income trap.

“Kalau kita lihat sekarang Indonesia ini pendapatan perkapitannya di akhir tahun ini USD5 ribu, kalau kita lihat per Provinsi Jakarta ini sudah lolos middle income trap. Jakarta pendapatan perkapitanya USD21 ribu, jadi kalau melihat bagaimana Indonesia lolos middle income trap lihat Jakarta,” ujar Airlangga dalam acara Memorial Lecture: Mengenang Visi Prof. Dr. Ing. BJ Habibie, dikutip, Rabu, 24 Juli 2024.

Baca juga: Alert! Ekonom Ungkap Utang Pemerintah dalam Posisi Tak Aman

Lebih lanjut, kata Airlangga, provinsi lain yang juga sudah lolos dari middle income trap, yakni Kabupaten Ogan Komering Ilir, Provinsi Palembang dengan pendapatan perkapita mencapai USD10 ribu. Selain itu, ada Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara.

“Jadi sebenarnya kita bisa lihat  berbagai povinisi di Indonesia sEBAGAI contoh bagaimana kita bisa mengerek sebagaian besar provinsi lain agar secara nasional kita bisa lolos middle income trap,” jelasnya.

Airlangga mengatakan jika pendapatan per kapita Indonesia meningkat, maka Indonesia bisa mengikuti tingkat ekonomi negara maju. Bahkan, bisa masuk peringkat ke 5 besar di negara G-20. Adapun saat ini Indonesia berada di peringkat ke 16 negara G-20.

“Kalau kita lolos middle income trap artinya kita sekarang berpenduduk sekitar 270 juta dengan income sekitar USD5 ribu, dan nanti di tahun 2045 kita berharap penduduk kita 320 juta dengan pendapatan perkapita anatara USD26 ribu – USD30 ribu, kalau itu kita tercapai maka ekonomi kita adalah 9 triliun,” imbuhnya.

“Jerman itu 4 triliun ekonomi, jadi bayangkan kita sekitar 9 triliun ini betul-betul menjadi 4 besar,” tambah Airlangga.

Meski demikian, masih terdapat sejumlah tantangan untuk mencapai target tersebut. Dia pun mengungkapkan tiga mesin pertumbuhan untuk menjawab tantangan tersebut.

Baca juga: Sederet PR Berat Prabowo Wujudkan Ekonomi RI 8 Persen

Pertama, merevitalisasi mesin ekonomi konvensional eksisting, seperti infrastruktur, perdagangan, manufaktur, dan pertanian harus direvitalisasi dan ditingkatkan kapasitasnya melalui investasi, serta perluasan akses pasar.

Kedua, membangun mesin ekonomi baru seperti digitalisasi, AI, semikonduktor, ekonomihijau dan transisi energi yang nantinya berfungsi sebagai akselerator pertumbuhan untuk generasi masa depan. Termasuk industrialisasi melalui hilirisasi.

Ketiga, menyempurnakan mesin ekonomi Pancasila, yaitu mesinekonomi berkeadilan dan inklusif untuk menjaga kesinambungan sosial ekonomi. Mesin pertumbuhan di poin ketiga ini, juga memasukan program Makan Siang Bergizi Gratis sebagai mesin pertumbuhan ekonomi. (*)

Editor: Galih Pratama

Related Posts

News Update

Top News