Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memprediksi pertumbuhan ekonomi sepanjang 2019 hanya tumbuh 5,05% atau lebih rendah dari target yang sebesar 5,3%. Dirinya menyebut, angka tersebut terjadi lantaran masih berlangsungnya perlambatan ekonomi global.
“APBN growt yang disetimasi 5,3 persen namun realisasinya 5,05 dan ini masih estimasi,” kata Sri Mulyani di Jakarta, Selasa 7 Januari 2020.
Menurutnya, perekonomian domestik sepanjang 2019 mampu menunjukan ketahanannya ditengah gejolak ekonomi global dengan pertumbugan yang diproyeksikan stabil diatas 5% dengan didukung inflasi yang rendah di 2,72%.
Selain itu, penguatan ekonomi juga didorong oleh nilai tukar yang terkendali kisaran Rp14.000/US$ serta yield surat utang negara yang menurun. Selain itu pihaknya juga memprediksi harga minyak mentah pada 2019 masih stabil di angka US$62 per barrel.
Dirinya optimis, pada tahun 2020 ini merupakan tahun bangkitnya perenomian global ditengah melambatnya ekonomi di tahun 2019.
“Di 2020 perekonomian global diperkirakan membaik di tahun 2020. Setelah mengalami perlambatan cukup signifikan di 2019 yang merupakan level terendah sejak global financial crisis 2008,” tukas Sri Mulyani. (*)
Editor: Rezkiana Np