Moneter dan Fiskal

Menkeu Purbaya Sebut Dampak Injeksi Dana ke Himbara akan Terasa 4 Bulan ke Depan

Jakarta – Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyebut penempatan dana pemerintah sebesar Rp200 triliun ke bank-bank pelat merah (Himbara) akan mulai berdampak terhadap permintaan dan pertumbuhan kredit dalam empat bulan ke depan.

“Kalau kita lihat sih delay dari injeksi uang itu ke sistem kalau di Amerika katanya 14 bulan. Kalau di sini biasanya 4 bulan sudah kelihatan, paling lambat ya,” kata Purbaya saat ditemui wartawan di Kantor DJP, Jakarta, Selasa, 16 September 2025.

Purbaya menambahkan, pada 2021 pemerintah pernah melakukan hal serupa dengan menyuntikkan dana ke sistem keuangan. Kala itu, dampaknya sudah terlihat hanya dalam satu bulan melalui kenaikan kredit.

“Jadi saya pikir nggak terlalu lama lagi kita akan lihat ekonomi yang lebih bergairah,” ujarnya.

Baca juga: Purbaya Jamin Paket Stimulus Ekonomi Rp16,23 Triliun Tak Bikin Defisit APBN Melebar

Dalam hal ini, Purbaya tidak membatasi perbankan dalam menyalurkan kredit ke sektor tertentu. Menurutnya, perbankan memiliki strategi tersendiri dalam menyalurkan dananya ke tempat yang memiliki return atau keuntungan tinggi.

“Nggak ada (guidance penyaluran kredit). Pada dasarnya saya suruh mereka berpikir sendiri. Mereka kan orang-orang pintar. Cuma selama ini malas karena bisa naruh di tempat yang aman, nggak ngapain-ngapain, dapat spread cukup, untung yang gede,” kata Purbaya.

“Sekarang dengan uang itu mereka berpikir. Dan harusnya market base ya. Mereka akan mencari proyek-proyek yang memberikan return paling tinggi dan yang paling aman dulu. Mereka akan mencari yang lain. Tapi pada proyek yang top sekali kan pasti jumlahnya terbatas. Itu akan menimbulkan kompetensi di antara bank-bank tadi,” tambahnya.

Baca juga: Bos OJK Buka Suara soal Suntikan Dana Pemerintah Rp200 Triliun ke Himbara

Bendahara negara ini menilai, dengan persaingan antarbank tersebut, maka akan menekan suku bunga kredit. Sehingga permintaan kredit diharapkan akan pulih kembali.

“Jadi saya inject di titik-titik tertentu, dia akan nyebar ke sistem dengan cepat. Ini akan menimbulkan ya, sama bank-bank yang tadinya susah dapat duit sekarang dapat duit banyak, pasti dia akan menyalurkan lagi. Jadi ini multiplier dari injeksi uang dari kita ke sistem perekonomian,” tandasnya. (*)

Editor: Yulian Saputra

Irawati

Recent Posts

Balikkan Keadaan, Emiten PEHA Kantongi Laba Bersih Rp7,7 M di September 2025

Poin Penting PT Phapros Tbk (PEHA) mencetak laba bersih Rp7,7 miliar per September 2025, berbalik… Read More

44 mins ago

Unilever Bakal Tebar Dividen Interim Rp3,30 Triliun, Catat Tanggalnya!

Poin Penting Unilever Indonesia membagikan dividen interim 2025 sebesar Rp3,30 triliun atau Rp87 per saham,… Read More

50 mins ago

Hadapi Disrupsi Global, Dua Isu Ini Menjadi Sorotan dalam IFAC Connect Asia Pacific 2025

Poin Penting IFAC menekankan pentingnya kolaborasi regional untuk memperkuat profesi akuntansi di Asia Pasifik, termasuk… Read More

1 hour ago

BAKN DPR Minta Aturan Larangan KUR bagi ASN Ditinjau Ulang, Ini Alasannya

Poin Penting BAKN DPR RI mendorong peninjauan ulang aturan KUR, khususnya agar ASN golongan rendah… Read More

2 hours ago

IHSG Sesi I Ditutup Menguat ke 8.655 dan Cetak ATH Baru, Ini Pendorongnya

Poin Penting IHSG menguat ke 8.655,97 dan sempat mencetak ATH baru di level 8.689, didorong… Read More

3 hours ago

Konsumsi Produk Halal 2026 Diproyeksi Tumbuh 5,88 Persen Jadi USD259,8 Miliar

Poin Penting Konsumsi rumah tangga menguat jelang akhir 2025, didorong kenaikan penjualan ritel dan IKK… Read More

4 hours ago