Jakarta – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengungkapkan, pandemi Covid-19 membuat angka kemiskinan akan kembali melonjak. Bahkan, akibat lonjakan kemiskinan selama periode Covid-19 (Maret hingga Mei 2020) diprediksi angka kemiskinan akan sama dengan kondisi pada tahun 2011 lalu.
“Dengan Covid beberapa bulan, seluruh pencapaian penurunan kemiskinan dari 2011 sampai 2020 ini mengalami reverse kembali,” kata Sri Mulyani dalam Rapat Kerja Virtual bersama Komisi XI DPR RI, Jakarta, Rabu 6 Mei 2020.
Melonjaknya angka kemiskinan, lanjut Sri Mulyani, salah satunya dipicu oleh jumlah pengangguran akibat pemutusan hubungan kerja (PHK) yang semakin meningkat. PHK banyak dilakukan perushaan yang tak mampu menahan beban produksi, padahal di masyarakat tidak ada transaksi berlangsung.
Tercatat pada data Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker), dalam 1,5 bulan periode Covid-19, angka pegangguran sudah melonjak lebih dari 2 juta orang.
“Karena itu, belanja bansos menjadi salah satu upaya untuk bisa menjaga agar kemiskinan tidak semakin melonjak atau menyebabkan PHK, penurunan kegiatan ekonomi sektor informal dan UMKM,” jelas dia.
Di sisi lain, pemerintah juga telah memberikan insentif khusus bagi perusahaan, baik berupa keringanan pajak atau dengan insentif lainnya. Sehingga, perusahaan dapat tetap memiliki modal usaha tanpa harus melakukan PHK pada karyawannya. (*)
Editor: Rezkiana Np