Jakarta — Temuan Penting TOP DIGITAL Awards tahun ini diyakini bisa meningkatkan daya saing perekonomian nasional melalui transformasi secara digital atau digitalisasi.
Sebagaimana disampaikan Prof. Dr-Ing. Ir. Kalamullah Ramli, M.Eng., atau yang akrab dipanggil Prof. Muli, Ketua Dewan Juri TOP DIGITAL Awards 2019 ada sejumlah temuan penting terkait implementasi TI dan transformasi digital yang diperoleh dewan juri dari para peserta ajang tersebut.
Pertama terkait IT Security. IT security, masih belum menjadi prioritas sebagian peserta. Serangan terhadap keamanan sistem IT harus diwaspadai. Aktivitas operasional jangan sampai terganggu atau bahkan berhenti, hanya karena sistem keamanan IT yang masih lemah.
Kedua, Data Center. Sebagian Peserta, masih fokus pada pengembangan aplikasi dan hanya menyediakan server room. Belum semuanya didukung data center. Padahal, di era digital ini, kebutuhan data center, mutlak diperlukan. Apalagi jika sudah masuk ke sistem industri 4.0, tentu big data dan data analytic, akan memerlukan data center yang andal.
Ketiga, Sinkronisasi dan Integrasi. Pentingnya singkronisasi dan integrasi aplikasi yang digunakan oleh Pemerintahan Pusat (Kementerian dan Lembaga), dengan aplikasi yang digunakan oleh Dinas-dinas di Pemerintahan Daerah. Kebijakan “Satu Data”, memang sudah tepat, namun implementasinya masih terkendala banyak hal. Perlu ada kebijakan yang “memaksa” berjalannya kebijakan “Satu Data”.
“Begitu juga dengan integrasi IT di perusahaan induk dengan anak perusahaan di perusahaan holding, belum semuanya terintegrasi dengan baik, walaupun proses integrasi terus dilakukan,” jelas Prof. Mulu di Jakarta, Rabu (27/11).
Keempat, Sinergi dan Kolaborasi. Masing-masing instansi, cenderung mengembangkan sendiri aplikasi dan solusi digitalnya. Oleh karenanya, sering terjadi permasalahan ketika dilakukan integrasi dari banyak solusi. Sebenarnya, keunggulan solusi digital di salah satu instansi, dapat diduplikasi diinstansi lainnya, sehingga meminimalkan biaya investasi pengembangan solusi digitalnya
Lalu yang kelima adalah Rating Kepuasan Pengguna Solusi. Sebagian peserta, menurut Prof. Muli masih belum memberikan fasilitas penilaian atas solusi/aplikasi yang digunakan. Jika masing-masing pengguna solusi/layanan, selalu diberikan opsi pemberian rating nilai atas sebuah layanan, seperti kepuasan Bintang 5 atau 1, maka unit terkait akan terpacu untuk terus meningkatkan layanannya. Jadi, penggunaan Aplikasi/Solusi Digital akan menigkatkan budaya layanan yang lebih baik.
Acara puncak kegiatan TOP DIGITAL Awards 2019 berlangsung di Golden Ballroom, The Sultan Hotel Jakarta hari ini dengan dihadiri oleh 700 audience. Beberapa Pimpinan Kementerian & Lembaga, Gubernur, Walikota, Bupati, CEO serta IT Manager hadir dalam acara ini, untuk menerima penghargaan.
TOP DIGITAL Awards 2019 diselenggarakan bekerja sama dengan sejumlah asosiasi di bidang teknologi-informatika dan konsultan TI independen. Tema yang diangkat adalah Digital Tranformation for National Economic Competitiveness. Artinya, dengan terus menerapkan transformasi digital dan optimalisasi teknologi informatika, maka kita akan dapat meningkatkan daya saing (competitiveness) ekonomi nasional.
M. Lutfi Handayani, MM., MBA, Ketua Penyelenggara TOP DIGITAL Awards 2019 menjelaskan, bahwa kegiatan ini bukan sekedar ajang penghargaan semata, namun ada aspek pembelajarannya bagi peserta.
“Saat mengikuti tahapan Wawancara Penjurian, dimana peserta melakukan presentasi dan tanya jawab di hadapan Dewan Juri TOP DIGITAL Awards 2019, ada sesi Nilai Tambah. Dalam sesi ini, Dewan Juri memberikan masukan dan saran/rekomendasi kepada para peserta, tentang pengembangan solusi TI dan transformasi digital yang perlu mereka lakukan ke depan,” tambah M. Lutfi Handayani.
“Saran dan masukan yang diberikan meliputi tata kelola TI, infrastruktur TI untuk mendukung teknologi digital, dan implementasi TI dan teknologi digital dalam bentuk solusi atau aplikasi,” tuturnya.
TOP DIGITAL Awards merupakan penghargaan bidang TI TELCO/ Teknologi Digital yang terbesar di Indonesia. Kegiatan penilaian melibatkan lebih dari 500 perusahaan dan instansi pemerintahan. Kemudian, berdasarkan rekomendasi para pakar, konsultan, dan asosiasi TI TELCO ditetapkan 200 Finalis/Kandidat Pemenang. Kemudian, para finalis diminta untuk mengisi kuesioner tentang keberhasilan implementasi dan pemanfaatan teknologi digitalnya, dan diundang untuk mengikuti Wawancara Penjurian. Dari 200 Finalis, sebanyak 129 Finalis yang mengikuti tahapan penilaian secara lengkap, termasuk mengikuti Wawancara Penjurian, dan 21 instansi yang menjadi pemenang berdasar kuesioner rekomendasi dan market research. Sehingga, total kegiatan ini dihadiri sekitar 150 Finalis, termasuk Kementerian, Lembaga dan perusahaan. (*)