Menggali Potensi Perdagangan dan Investasi Negeri Gajah Putih di Pasar RI

Menggali Potensi Perdagangan dan Investasi Negeri Gajah Putih di Pasar RI

Jakarta – Thailand menjadi negara di kawasan Asia Tenggara yang memiliki sektor manufaktur yang mapan, khususnya di industri elektronik,  peralatan rumah tangga, termasuk AC, refrigeration machine dan otomotif.

Sektor yang telah aktif sejak 1980-an dan dengan hadirnya perusahaan multinasional asing, menjadikan negeri Gajah Putih ini berhasil membangun infrastruktur manufaktur yang kuat sesuai standar Asia  Tenggara.  

Tingginya ketergantungan pada pemasok lokal, jaringan, dan ekosistem bisnisnya menjadikan  relokasi ke negara-negara terdekat bukan merupakan prioritas bagi beberapa perusahaan.  

Lantas, bagimanakah peluang pasarnya serta kemungkinan kerjasama dengan perusahaan perusahaan sejenis di Tanah Air ?   

Hal inilah yang akan diungkap dalam event “Thailand Industrial Business Matching”, yang  diselenggarakan oleh Thai Trade Center (TTC) di bawah naungan Department of International Trade Promotion (DITP) di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, 02 Mei 2024. 

Baca juga : Kejar Thailand, Prabowo Ingin Rasio Pajak Indonesia Capai 16 Persen 

Acara ini menyediakan sarana untuk pertemuan tatap muka antara pengusaha Thailand dan  Indonesia untuk menggali potensi dan peluang bisnis. 

Acara ini dihadiri oleh sekitar 19 pengusaha Thailand dari berbagai sektor, khususnya industri elektronik dan peralatan rumah  tangga, termasuk AC, refrigeration machine, dan otomotif.

Sementara dari Indonesia, event ini didukung oleh pengusaha dari industri terkait, seperti  Perkumpulan Industri Kecil dan Menengah Komponen Otomotif (PIKKO) Indonesia, Gabungan Perusahaan Industri Elektronik dan Alat-alat Listrik Rumah Tangga Indonesia (GABEL), serta Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, organisasi pengusaha Indonesia yang bergerak  di bidang perekonomian. 

“Lanskap industri Thailand menawarkan banyak peluang untuk ekspansi dan kerja sama.  Dengan basis manufaktur yang mapan dan keahliannya, Thailand berusaha untuk menjajaki sinergi dengan rekan bisnis di Indonesia untuk meningkatkan penetrasi pasar dan  memanfaatkan peluang bisnis yang ada,” ujar Direktur Thai Trade  Center Jakarta Mrs Hataichanok Sivara, dikutip Rabu (03/04).

Acara ini juga berfungsi sebagai platform untuk memperkuat aliansi strategis, memfasilitasi  dialog antara pemimpin industri, dan menjajaki kerjasama yang lebih mendalam tentang  dinamika pasar. 

Pihak-pihak terkait dari Thailand dan Indonesia akan berkumpul untuk  mengeksplorasi peluang kerja sama, menjajaki potensi pasar, dan merancang strategi untuk  memanfaatkan kekuatan masing-masing demi pertumbuhan dan keberhasilan bersama.

Perekonomian Thailand dan Industri Konstruksi 

Sektor konstruksi memainkan peranan penting dalam perekonomian negara karena juga  menjadi basis pertumbuhan sektor-sektor lainnya. 

PDB dari sektor konstruksi telah meningkat  selama bertahun-tahun, yang menandakan semakin pentingnya sektor ini. Hal ini  berkontribusi pada perluasan pasar konstruksi komersial dan residensial serta real estate di  Thailand. 

Volume pasar konstruksi Thailand diperkirakan mencapai USD 26,68 miliar pada 2024, dan  diperkirakan akan mencapai USD 34,05 miliar pada tahun 2029, tumbuh dengan  compounded annual growth rate (CAGR) lebih dari 5% selama periode perkiraan (2024- 2029). 

Baca juga : Chandra Asri Petrochemical Raih Investasi USD194 Juta dari EGCO Group Thailand

Menurut Sivara mengatakan, pertumbuhan industri  konstruksi sebagian dipengaruhi oleh permintaan unit hunian. Selain itu, terdapat lebih  banyak pembangunan pusat perbelanjaan dan restoran di dalam negeri untuk memenuhi  kebutuhan konsumen. 

“Meningkatnya permintaan akan unit tempat tinggal juga  menyebabkan peningkatan pasokan kondominium, terutama di Bangkok dan sekitarnya,” akunya. 

Saat ini, pemerintah Thailand bertujuan untuk membentuk beberapa wilayah menjadi zona  ekonomi khusus yang berfokus pada pertumbuhan industri. Kebijakan ini berpotensi menjadi  pendorong pertumbuhan konstruksi yang lebih besar di Thailand. 

Tinjauan Industri Otomotif Thailand 

Thailand, dengan ekonomi terbesar kedua di Asia Tenggara, tengah menjadi pusat perhatian  dalam industri otomotif. Proyeksi PDB yang menjanjikan, dengan CAGR 5,4% dari 2021  hingga 2025, membawa potensi pertumbuhan lebih lanjut dalam industri ini, dengan estimasi  mencapai nilai 632 miliar USD pada akhir periode tersebut.  

Analisis komposisi pasar otomotif Thailand mengungkapkan keberadaan sekitar 1.800  perusahaan di sektor ini, termasuk beberapa perusahaan besar, serta sekitar 700 produsen  suku cadang otomotif Tier 1, dan lebih dari 1.000 produsen Tier 2 dan 3.

Kehadiran yang kuat  dari sektor ini bukan hanya mencerminkan luasnya rantai pasokan otomotif saat ini, tetapi  juga menunjukkan kesiapan untuk pertumbuhan lebih lanjut berkat struktur pasar yang  dinamis. 

Lebih lanjut kata dia, faktor-faktor seperti infrastruktur yang terus berkembang, dukungan pemerintah terhadap industri otomotif, serta penetrasi  pasar yang terus meningkat membuat Thailand menjadi destinasi yang menarik bagi  produsen kendaraan dan suku cadang otomotif.  

Menurutnya, dengan potensi pertumbuhan yang kuat, disertai dengan infrastruktur yang solid dan  dukungan pemerintah, Thailand membuka peluang bagi para pemangku kepentingan di  industri otomotif untuk berinvestasi dan berkembang. 

Inovasi, kolaborasi, dan adaptasi  terhadap perubahan pasar menjadi kunci bagi kesuksesan di dalam lingkungan bisnis yang  dinamis ini. 

“Thailand terbukti tidak hanya sebagai pemain regional yang signifikan, tetapi juga  sebagai aktor global yang berpengaruh dalam industri otomotif,” beber Sivara.

Potensi Industri AC 

Sementara itu, pasar pendingin udara Thailand bernilai USD 1645,21 juta pada 2023 dan diperkirakan akan  tumbuh dengan cepat dalam periode perkiraan compounded annual growth rate (CAGR)  sebesar 5,93% hingga tahun 2029. Pasar AC Thailand telah berkembang dan berinovasi secara  signifikan dalam beberapa tahun terakhir ini. 

Kehadiran AC sangat penting untuk menjaga kenyamanan di rumah, kantor, dan berbagai  ruang komersial. Pasar AC Thailand dicirikan oleh beragam produk, termasuk unit jendela,  sistem tipe terpisah, AC portabel, dan banyak lagi. 

Pasar AC dan refrigeration machine Thailand tidak hanya didorong oleh permintaan  perumahan tapi juga sektor komersial dan industri, termasuk hotel, pusat perbelanjaan, dan  fasilitas manufaktur. 

“Pasarnya terus berkembang dengan inovasi dalam teknologi pendingin  menjadikannya industri yang dinamins dan kompetitif,” terang Mrs Hataichanok Sivara.

One Stop Solutions 

Perlu diinformasikan pula, bahwa akan ada dua event menarik, yang masih berkaitan dengan  topik ini, yakni di EH 98 – 100 BITEC, Bangkok, Thailand, 4 -7 September 2024. Yang pertama  “Bangkok RHVAC”, The 13th Bangkok Refrigeration, Heating, Ventilation and Air-Conditioning  Exhibition. 

Acara yang dianggap sebagai salah satu dari lima event pameran dan perdagangan penting  di dunia untuk bidang refrigeration, heating, ventilation dan AC. RHVAC merupakan acara  pameran dan perdagangan terbesar kedua di kawasan Asia-Pasifik dan terbesar di Asia  Tenggara. 

Sementara yang kedua adalah “Bangkok E&E” The 9th Bangkok Electric & Electronics 2024 (Bangkok E&E), sebuah p­ameran barang-barang listrik dan elektronik terbaru Thailand, yang  akan menampilkan perkembangan terkini di bidang kelistrikan dan elektronika yang berkaitan  dengan penghematan energi. 

Bangkok E&E 2024 akan menampilkan inovasi dan teknologi terkini dari Thailand dan negara negara produsen terkemuka lainnya termasuk Tiongkok, ASEAN, Korea, India, Timur Tengah,  Eropa, dan Amerika Serikat. 

Kedua event tersebut boleh dikatakan sebagai one stop solutions, juga merupakkan  kesempatan emas untuk bertemu langsung dan melalui platform online dengan produsen dan  produsen terkemuka dari seluruh dunia. 

Related Posts

News Update

Top News