Aneka Langkah Strategis
Bagaimana prospek multifinance pada paruh kedua 2017? Dan, langkah strategis apa saja yang patut dipertimbangkan multifinance supaya makin berjaya?
Pertama, mencermati prospek ekonomi. Sudah barang tentu kita patut bersyukur, mengingat perekonomian nasional tumbuh 5,01% pada kuartal (triwulan) kedua 2017. Coba bandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya, seperti Filipina yang tumbuh 6,40%, Vietnam 6,17%, Malaysia 5,60%, Thailand 3,30%, dan Singapura 2,90%. Demikian pula dengan negara-negara Eropa yang lebih maju, seperti Spanyol yang tumbuh 3,10%, Prancis 1,8%, Inggris 1,7%, Jerman 1,7%, dan Italia 1,20%.
Apa artinya? Artinya, sekalipun tertekan oleh perlambatan ekonomi global, ekonomi nasional masih mampu tumbuh di atas Thailand dan Singapura. Indikator makro menggembirakan. Simak data berikut. Inflasi makin jinak dari 4,37% per akhir Juni 2017 menjadi 3,88% dan 3,82% per akhir Juli dan Agustus 2017.
Begitu pula dengan cadangan devisa yang menebal dari US$123,09 miliar per akhir Juni 2017 menjadi US$127,76 miliar dan US$128,79 miliar per Juli dan Agustus 2017. Penebalan cadangan devisa itu menegaskan kemampuan Indonesia dalam menjamin pembayaran perdagangan internasional dan utang luar negeri.
Kedua, rajin mengadakan pameran. Nah, bagaimana hasil pameran otomotif pada 10-19 Agustus 2017 itu? Selama pameran, yang hanya selama 10 hari, terdapat transaksi mobil 17.000 unit. Angka itu sedikit menurun jika dibandingkan dengan pameran pada tahun lalu dengan total penjualan mencapai 20.000 unit atau senilai Rp6,1 triliun. Pameran itu sesungguhnya merupakan tahap berikutnya dari pameran yang sama pada 27 April hingga 7 Mei 2017 di Jakarta yang mencapai Rp3,23 triliun.
Bukan hanya bank yang meraih keuntungan dari pameran mobil tersebut. Perusahaan pembiayaan (multifinance) juga memetik panenan berupa kredit. Tengoklah data berikut. PT Mandiri Utama Finance (MUF) telah mengantongi 770 surat pemesanan kendaraan (SPK) atau 51,33% dari target 1.500 SPK atau setara dengan nominal Rp258 miliar selama 10-17 Agustus 2017, padahal pameran berakhir pada 20 Agustus 2017. Sementara itu, PT Mandiri Tunas Finance (MTF) juga sukses berjualan dengan meraih 1.350 SPK dengan nilai Rp368 miliar dari target 2.000 SPK (Harian Kontan, 21 Agustus 2017).
Sejatinya, pameran merupakan salah satu jurus pemasaran yang jempol dengan mengumpulkan penjual untuk menarik banyak calon pembeli di satu tempat. Pameran otomotif hampir selalu dibarengi dengan pameran perumahan. Keduanya merupakan simbol keperkasaan daya beli masyarakat, terutama kelas menengah ke atas.
Ketiga, mengerek modal. Sejatinya, modal sangat bermanfaat dalam persaingan industri keuangan, baik perbankan maupun nonperbankan, seperti multifinance. Modal itu boleh dikatakan merupakan tameng (shield) untuk mampu bersaing dengan trengginas. Tak berhenti di situ. Modal juga bermanfaat untuk menangkis aneka potensi risiko kredit, pasar, operasional, dan likuiditas. (Bersambung ke halaman berikutnya)
Jakarta – Bank Indonesia (BI) melaporkan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Oktober 2024 mencapai Rp8.460,6 triliun,… Read More
Jakarta - Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) menolak rencana pemerintah menaikkan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi… Read More
Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada hari ini, Jumat, 22 November 2024, ditutup… Read More
Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat uang beredar (M2) tetap tumbuh. Posisi M2 pada Oktober 2024 tercatat… Read More
Jakarta - PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) kembali meraih peringkat "Gold Rank" dalam ajang Asia… Read More
Jakarta – Menjelang akhir 2024, PT Hyundai Motors Indonesia resmi merilis new Tucson di Indonesia. Sport Utility Vehicle (SUV)… Read More